NaikMotor – Beginilah jika Italia menerjemahkan flat tracker di motor baru Zaeta 530 SE, padahal dirt track racing itu bukan berasal dari Eropa. Sehingga sosok motor balapan menyamping di tanah gembur dari Italia itu seperti model transisi dari lumpur ke aspal.
Balapan flat track dengan sirkuit oval dan datar lebih popular di Amerika Serikat dan Australia, mengandalkan kemampuan pembalap mengontrol sepeda motor dengan bukaan gas dan mengimbanginya dengan kemudi.
Sebab balapan di trek demikian akan menyebabkan sepeda motor lebih banyak sliding 45 derajat. Tak heran cara berkendara yang dikenal sebagai King Kenny itu menjadi cara pada pembalap MotoGP menyempurnakan kemampuan olah kemudinya. Bahkan mereka menghabiskan ratusan jam belajar di dirt trek itu. Seperti yang dilakukan Marquez dalam event resmi Superprestigio di Spanyol atau murid-murid Valentino Rossi di akademi balapnya di Motor Ranch Tavulia, Italia.
Zaeta memulai produk sepeda motor flat track sejak 2007, ketika Marco Belli dari Italia bertemu dengan Paolo Chiaia pemilik Confederate Motorcycles saat mereka bersua di event Daytona short track race. Sejak itu mereka berkolaborasi untuk memproduksi flat tracker racer dengan sentuhan Italia.
Dalam misi yang lebih dalam lagi, mereka ingin menghasilkan sepeda motor Italian-tracker state-of-the-art di segala aspek. Sehingga cocok bagi pembalap MotoGP untuk silde training sebelum mereka kembali ke sportbike superior mereka.
Flat tracker di motor baru Zaeta 530 SE dibekali mesin silinder tunggal kapasitas 528 cc, mesin menghasilkan 55 daya kuda, dan bertransmisi 5 percepatan. Dilengkapi suspensi depan garpu upside down Marzocchi, dan di bagian belakang Monoshock Öhlins.
Rangkanya berbahan aluminium billet yang kompleks, demikian pula dengan swingarm yang dikembangkan oleh mantan engineer MotoGP In-Motion. Mesin pun menjadi lebih kompak bagi rangka agar bobotnya tetap rendah yakni 115 kg.
Meski berpenampilan sebagai flat tracker tetapi Zaeta 530 SE ternyata legal street, baik di Eropa dan Amerika Utara. Harganya sekitar Rp 332 juta di Amerika Serikat. Banderol yang cukup mahal untuk motor sekelas 530cc, namun dapat state of the art-nya. (Afid/nm)