NaikMotor – Bimo Hendrawan, builder kawakan dari Bimo Custombikes di Jakarta sudah memiliki haluan ‘lain’ sejak awal era 2000-an dengan desain eksotis dan performance gaya Eropa. Hal ini berkat hubungan baiknya dengan para builder Eropa termasuk pebisnis aftermarket yang mendukung kiprah Bimo dalam membangun motor. Kini, peran Bimo Custombikes semakin diakui setelah sukses memfasilitasi builder Indonesia tampil di ajang Motor Bike Expo Verona Italia, beberapa waktu lalu.
Ya, berkat tangannya, tiga motor custom mulai iconic bike serta dua pemenang Suryanation Motorland bisa terbang ke Eropa dan mendapat booth display termasuk lantai kontes custom bike. Kenapa demikian? Builder yang kerap disapa Pak Haji memang kerap wara-wiri menyambangi beberapa workshop di Eropa termasuk rajin hadir di gelaran custom show. Beberapa event custom show seperti Big Twin Motorcycles di Belanda, Custombike Show di Jerman , Swiss Performance Show di Swiss serta France Bike Week di st Tropez Perancis dan tahun ini Bimo merencanakan ikut di event Faakersee.
Nama-nama builder kondang Eropa di era 2000 an awal seperti Marcus Walz, Peter Penz hingga Fred Kodlin menjadi mitra karib Bimo dalam berbisnis. “ Sejak 2002 saya bawa product Walz Hardcore yang bermain barang Harley dimana chasisnya saat itu cukup terkenal dengan istilah drop seat dan gaya machonya. Sekarang dia ganti nama jadi WalzWerks dan sekarang bermain didesain BMW,” sebut Bimo.
Tentunya ia pun lengket dengan pebisnis aftermarket seperti WW Cycles, Zodiac, Rebuffini, Rick Wheels dan Kustomtech. “Hampir dengan semua produk Eropa saya pernah menjalin hubungan bisnis,” terangnya lagi. Ternyata, Bimo pun menjalin pertemanan dengan para pebisnis pameran seperti halnya Motor Bike Expo Verona, sebuah ajang yang jarang dilewatkan dirinya untuk melihat perkembangan industri custom di Eropa. “Bos MBE namanya Paola, mereka yang bikin sendiri bukan atas nama EO. Saya kenal baik karena saya sering datang ke acaranya,” tambah Bimo lagi.
Hal ini yang membuat akhirnya ia diminta pihak penyelenggara Motor Bike Expo menjadi perwakilan resmi di Indonesia. Artinya, jika ada partisipan dari Indonesia yang ingin tampil di sana, bisa register melalui peran Bimo Custombikes. Sampai akhirnya, pihak Suryanation Motorland, meminta peran Bimo Custombikes memfasilitasi mereka dalam membawa pemenang untuk tampil di event motor di Eropa, yakni Motor Bike Expo termasuk tiga motor custom yakni The Greatest Bike Suryanation Motorland 2017 milik Lufti Ardika, Iconic bike Suryanation Motorland hasil kolaborasi M Yusuf Adib dengan Kaichiroh Kurosu dan Lulut Wahyudi, serta motor pilihan Suryanation Motorland Committee & Media Partner’s Pick milik Andika Pratama
Tidak itu saja, Bimo pun didaulat menjadi salah satu juri di kontes custom yang diselenggarakan di MBE yang diadakan oleh beberapa sponsor besar termasuk Champion Class atau FFA yang didudukung Custom Chrome dan menempatkan motor The Stone rancangan Krom Works menduduki peringkat ketiga.
“ Saya pikir Motor Bike Expo menjadi salah satu pameran motor terbesar di dunia, dengan 10 hall yang dimilikinya serta semua jenis aliran motor custom ada di setiap hall. Belum lagi ada atraksi di luar arena mulai stuntshow Vespa,Drifting, Enduro,” sebut Bimo.
Keberhasilan tiga motor custom tim Suryanation Motorland merebut perhatian mata dunia,menurut Bimo, tidak terlepas dari kreativitas para builder Indonesia dalam membangun sebuah karya.” Ide dan kreativitas builder kita sudah diakui dunia custom khususnya di Eropa, tak heran motor yang dibawa itu bisa membuat mereka melek dengan karya Indonesia. Kita hanya masih kurang di finishing saja,” sebut Bimo.
Tidak heran, sekelas Cory Ness dan Zach Ness pun ikut menyambangi booth mereka. Iconic Bike Suryanation Motorland 2017 berbasis mesin Sportster yang dicustom dengan W Engine, menurut Bimo adalah Sportster pertama di dunia dengan modifikasi mesin seperti itu yang banyak mendapat sorotan.
Atas upaya dan peran Bimo Custombikes di panggung event motor dunia, Bucek, aktor yang dikenal penggemar motor juga menyatakan rasa salutnya.” Kalau kita melihat karya Indonesia diapresiasi oleh builder dunia termasuk media di sana adalah sebuah kebanggaan di antara ratusan peserta. Hal ini tidak terlepas dari tangan Bimo bagaimana memfasilitasi tim Indonesia di sana dan mempersiapkan semuanya,” puji Bucek yang datang dengan biaya sendiri ke sana.
Sama seperti Bucek, builder muda asal Bandung Franky dari Yasashi Garage yang ikut trip ini juga melihat MBE menjadi pembelajaran bagi dirinya dalam mengenal dunia custom di Eropa di mana ia banyak dibantu aksesnya oleh Bimo Hendrawan.”Saya melihat kita hanya kalah dalam teknologi proses pembuatannya saja hingga karya mereka terlihat unggul, namun soal ide dan kreativitas kita sudah sejajar. Sosok Mas Bimo ternyata banyak dikenal luas oleh builder dan pebisnis custom di sana. Mudah-mudahan tahun depan saya bisa ikut sebagai peserta di MBE,” sebut Franky. (Arif/nm)