Menakar Harga Ideal untuk BMW G310R di Indonesia

3
BMW G310R di Indonesia
BMW G310R di Indonesia
BMW G310R masih belum terkonfirmasi peluncuran modelnya di Indonesia. Foto: Arif

NaikMotor – BMW Motorrad Indonesia – Maxindo Moto akan segera meluncurkan roadster BMW G310R di Indonesia. Berapa harga yang ideal untuk motor produksi India tersebut?

Hingga saat ini pihak BMW Motorrad Indonesia – Maxindo Moto masih bungkang soal kapan peluncuran dan harga yang akan disematkan pada BMW G310R di Indonesia.

Dalam perbincangan dengan NaikMotor, Joe Frans, CEO BMW Motorrad Indonesia – Maxindo Moto mengatakan masih menunggu kepastian peluncurannya di Indonesia dari pihak prinsipal di Jerman.” Intinya pihak BMW Motorrad masih terus mempelajari pasar yang akan ditujunya di mana saat ini target utama untuk motor kecil ada di Amerika dan Asia tentunya. K-03 (kode untuk G310R) merupakan produk baru yang kami sendiri masih mempelajari pasarnya siapa, harga yang pantas berapa,” tukas pria yang gemar naik motor ini.

Menurutnya, karakter pasar untuk G310R berbeda karena selama ini BMW identik dengan motor besar dan premium.”Kalau di Eropa masuknya pasti ke entry level melihat kapasitas mesinnya, namun kalau bicara di Indonesia tentu lain. Kita akan menempatkannya di mana, itu yang masih kita gali. Soal keunggulannya, BMW 310R salah satunya dari sudut kemiringan mesin yang membuatnya efisien serta penempatan pemanas cathalyc converter, karena motor ini siap untuk Euro-4,” ujar Joe Frans.

BMW G310R di Indonesia

BMW G310R sudah dilengkapi dengan fitur lengkap standar BMW seperti ABS, suspensi depan upside down 41mm, dan rangka kokoh steel pipe. Sementara sektor mesin, G310R memiliki silinder tunggal berpendinginan cairan, kapasitas 313 cc, DOHC, yang menghasilkan 34 hp dan torsi 28 Nm.

Bagaimana soal harga?  Joe Frans mengakui hingga sekarang perdebatan harga masih berlangsung. Dan ini kembali ke soal nilai premium atau kuantitas yang dituju.”Kalau kemurahan juga, ini BMW loh, sementara kita jualan di angka ratusan juta. Tapi kembali ke modelnya yang berbeda dan produksi di India di perakitan TVS, kita sangat berhati-hati menentukan harganya,” sebut Joe.

Produk dari India, dengan kapasitas di atas 250cc, selama ini mungkin baru Royal Enfiled yang bisa mendapat tempat di kalangan pehobi moge bergaya classic. Mengapa? Karena mereka bisa memasang harga cukup terjanglau di kisaran Rp 60 jutaan. Coba tengok Harley-Davidson XG500 Street? Karena dibanderol cukup tinggi di angka Rp 200 jutaan dengan brand sekelas Harley-Davidson, penjulannya anjlok, malah distributornya Mabua Motor sampai tutup.

Begitu juga bicara KTM Duke 250 yang masih belum bisa menggoyahkan pasar di kelas naked bike 250cc. “ Saya yakin mereka pasti belajar dari pengalaman brand-brand tersebut di Indonesia, makanya mereka juga tidak mau gegabah memasarkannya. Kita juga maaunya harganya kompetitif dengan tidak meninggalkan esensi premiumnya BMW. Nanti masih akan keluar lagi produk BMW baru, salah satunya K-02. Tunggu saja ya,” sebut Joe.

Perbandingan yang lazim dilakukan adalah berdasarkan kapasitas mesin atau yang mendekatinya. G310R memang cukup aneh karena memilki mesin yang tidak biasa, nyaris tak ada lawan dengan kapasitas yang setara, kalaupun ada, hanya berada di seperempat liter terutama produk Jepang.

Produk naked 250 cc yang tengah digandrungi di sini, dan bisa disandingkan sementara ini adalah Kawasaki Z250 ABS, Z250SLABS, Yamaha MT-25 dan KTM 250 Duke.

Kawasaki Z250 ABS bermesin sama dengan Ninja 250, parallel-twin ijeksi 249 cc DOHC dan berpendinginan cairan. Mesin menghasilkan 32 hp pada 11.000 rpm dan torsi 21 Nmpada 10.000 rpm. Kawasaki Z250 ABS, produk CBU dari Thailand itu dipasarkan dengan harga Rp 59,6 juta sudah termasuk pajak di Jakarta.

Satu lagi produk lokal Kawasaki yakni Z250SL ABS mesin satu silinder 250cc Liquid-cooled,  DOHC yang memiliki tenaga maksimal 28 dk pada 9700 rpm yang djual Rp 47,8 juta.

Sementara Yamaha membekali Yamaha MT-25 dengan mesin dua silinder DOHC 8-Valves berkapasitas 249cc. Mesin tersebut mampu menyemburkan tenaga sebesar 35,5 hp pada 12.000 rpm dan juga menghasilkan torsi 22,6 Nm pada 10.000 rpm. Harganya dibanderol Rp 46 jutaan.

Kemudian Duke 250 menggunakan mesin silinder tunggal 248cc, yang menghasilkan 31 hp pada 9.000 rpm dan torsi 24 Nm pada 7.250 rpm. Seperti kebiasaan KTM, mesin pun mempunyai geometri mirip dengan seri 200 yakni diameternya. Mesin berdiameter x langkah 72mm x 61mm, tetapi dengan blok mirip seri 390. Duke 250 dipasarkan dengan harga Rp 69,5 juta.

Harga memang tidak bisa dibandingkan dengan produk Jepang seperti Z250SL ABS dan MT-25 yang sudah diproduksi di Indonesia, jadi ada cost lebih yang harus dibayarkan pengagen untuk model impor, seperti halnya KTM Duke dan BMW G310R.

Jadi berapa harga yang pantas untuk G310R? Hematnya, harga di bawah Rp 100 juta bisa menjadi pertimbangan untuk pasar Indonesia seperti yang diungkapkan pemilik akun @bayumarhendra saat mengomentari video yang diunggah di instagram @naikmotor.” 70 juta aja gan, buatan bollywood soalnya.” (Arif/nm)

3 COMMENTS

  1. di bawah 100 juta reasonable..bisa dijadikan pilihan, apalagi yang seri GS mo keluar..pasti animo masyarakt Indonesia besar apabila harga reasonable..boleh lah merk bmw, tapi buatan india, itu yang bikin harga 169 jutaan jadi g reasonable.KTM sukses mendulang animo karena harga telah di revisi jadi aman di kantong..tapi kalau masih mau pegang erat ke eksklusifan merk bmw dengan harga selangit, ya monggo P Joe..

LEAVE A REPLY

*