NaikMotor – Hafizh Syahrin mencetak sejarah sebagai orang Malaysia sekaligus Asean pertama yang berhasil tembus ke MotoGP. Pembalap berdarah Melayu ini menggantikan posisi Jonas Folger di Yamaha Tech3 yang undur diri karena terserang virus.
Buat yang kurang memantau kariernya, nama Hafizh Syahrin seolah muncul mendadak di barisan depan Yamaha Tech3. Apalagi selama 4 musim di Moto2 ‘gaungnya’ kurang diperhitungkan meski sempat nyaris podium saat wild card Moto2 Sepang tahun 2012.
Titik balik karir Syahrin terjadi di musim 2017 lalu. Namanya mencuat setelah ia berhasil naik podium 2 kali di Misano dan Jepang. Sejak itu banyak sorotan yang datang menghampiri, sampai akhirnya Yamaha Tech3 tertarik dengan bakatnya.
Hafizh Syahrin memiliki nama lengkap Hafizh Syahrin Abdullah, ia lahir 5 Mei 1994 di Selangor, Malaysia, dan dibesarkan di kota tersebut. Karier Hafizh Syahrin kecil dimulai sebagai pembalap pada usia 9 tahun mengendarai pocket bike alias motor MiniGP.
Potensinya ditangkap oleh seoang manajer tim balap Raceline, Barry Leong secara tidak sengaja. Setelah itu Hafizh kecil langsung mendominasi kejuaraan pocket bike Malaysia. Saking hebatnya membawa motor kecil ia pun mendapat julukan “King of Pocket Bikes.”
Pada tahun 2007 di usia 13 tahun, karier Hafizh Syahrin memulai debut di kejuaraan Cub Prix (balapan bebek di Malaysia) di kelas LC135 Cup. Tahun pertama ia langsung mendominasi balapan dan podium beberapa kali.
Bersama Petronas Sprinta Raceline, tahun keduanya di Yamaha GIVI Cup pada 2008 ia berada di posisi ketiga klasemen akhir. Tahun 2009 ia menjadi juara umum dengan menyabet 7 kemenangan dari total 8 seri yang digelar.
Tidak ingin terlalu lama balapan bebek, tahun 2010 saat usianya 16 tahun ia terjun ke Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Supersport 600. Tahun pertamanya Hafizh berada di posisi ke-12 dari 39 pembalap. Tahun berikutnya pada 2011 berada di posisi ke-4.
Kariernya di Moto2 dimulai tahun 2012 saat ia mendapat jatah wild card di Grand Prix Sepang Malaysia. Tahun berikutnya pada 2013 ia kembali mendapat jatah yang sama setelah Anthony West dikeluarkan. Pada kesempatan itu Hafizh Syahrin mendapat satu poin di home race Malaysia.
Hafizh Syahrin pindah ke Moto2 sebagai full time rider pada tahun 2014. Ia dikontrak tim Petronas Raceline Malaysia dan mengendarai Kalex. Musim pertamanya di Moto2,ia mengoleksi 42 poin dan berada di posisi ke-19 di klasemen akhir.
Musim selanjutnya, 2015, pembalap berjuluk The Pescao yang berarti ikan kecil karena spesialisasinya di trek basah itu mengumpulkan 64 poin dan berada di posisi ke-16 di klasemen akhir dengan finis terbaik di posisi ke-5 di GP Jepang. Pada musim 2016, Hafizh mulai mencuri perhatian setelah finis ke-4 sebanyak 3 kali di Qatar, Catalunya dan Inggris.
Musim 2016 merupakan tahun yang baik buatnya. Banyak pembalap lain yang mulai merasa berkompetisi dengan pembalap berbadan gelap itu. Di tahun 2016, Hafizh Syahrin menutup musim dengan mengoleksi 118 poin dan bertengger di posisi ke-9 klasemen.
Tahun 2017 namanya makin berkibar setelah 2 kali naik podium. Podium pertama direngkuh di GP Misano dan kedua di GP Jepang. Usai GP Jepang, Hafizh Syahrin finis posisi ke-16 Australia. Posisinya bertahan di urutan 10 klasemen akhir dengan 106 poin.
Saat Hafizh podium di Misano, Barry Leong, Team Principal Petronas Raceline Malaysia langsung menghubungi beberapa sponsor supaya ia bisa ke MotoGP. “Yang kami perlukan adalah balapan di MotoGP. Tidak ada gunanya bertahan lama di satu kelas,” kata Barry waktu itu. Oiya, Hafizh juga sempat mencicipi balapan ketahanan Suzuka 8 Hours 2017 bersama Team Kagayama.
Setelah sempat beredar isu tim Monster Yamaha Tech 3 akhirnya resmi memanggil Hafizh Syahrin untuk menjajal YZR-M1 di tes pramusim kedua di Chang International Circuit Buriram, Thailand. Setelah di tes perdana di Sepang Tech 3 memakai test rider Yonny Hernandez.
Kini harapan Barry dan warga Malaysia terkabul. Pembalap yang juga pernah merasakan ganasnya aspal Sirkuit Sentul itu resmi menjadi pembalap kelas premier MotoGP. Ia dinyatakan lulus seleksi setelah mengetes Yamaha M1 di tes pramusim kedua di Thailand.(Agl/nm)