NaikMotor – Tak disangkal gelaran sekelas Kustomfest mampu menarik perhatian banyak pihak, mulai dari tingkat lokal sampai mata dunia. Namun juga harus diakui, kontes modifikasi sebesar apapun tidak cukup menjadikan dunia kustom Indonesia menjadi sebuah industri tanpa adanya peran pemerintah.
Lulut Wahyudi, Direktur Kustomfest sekaligus builder dari Retro Classic Cycles mengatakan, apa yang diinginkan pelaku kustom di Indonesia ialah dukungan berupa peraturan yang memihak kreatifitas. Hal ini bisa dibuktikan dari pengalaman pribadinya dan mungkin builder lain saat ingin menjual motor kustom ke luar negeri.
Seperti diketahui sangat sulit menjual sebuah kendaraan ke luar negeri. Banyak yang musti dipikirkan, mulai bea cukai hingga kelengkapan surat dan semacamnya. Hal inilah yang menjadikan ekspansi dunia kustom Indonesia masih terkungkung. Harus ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengatasinya.
“Delapan tahun yang lalu saya dapat order dari Australia. Kostumer saya terbang ke Jogya setelah lihat karya saya di suatu majalah. Singkat cerita ia ingin motor buatan saya. Kustom. Dia ingin bikin motor menggunakan basis mesin Harley-Davidson,” kata Lulut.
“Akhirnya motor jadi, tapi ternyata motor tidak bisa dikirim ke Australia sebab harus punya surat dan lainnya. Dia mengeluhkan sangat sulit di Indonesia untuk bisa ekspor mesin atau suku cadang, dan akhirnya pun kami harus cari cara untuk jalan keluarnya,”
“Akhirnya kami sepakat saya bikin motor dengan ciri saya, tapi tidak pakai mesin. Biar mesin dia beli sendiri di negaranya. Oke. Tapi tidak sampai situ, di bea cukai tetap sulit, sebab motor meskipun tidak ada mesin harus ditunjukkan surat-suratnya. Sementara sasisnya bikin sendiri,” sambungnya.
Lewat pengalaman tersebut Lulut menyimpulkan bahwa dunia kustom Indonesia punya potensi sebab faktanya karya anak bangsa sudah punya pasar di luar negeri. Hanya tinggal kini pemerintah juga harus mendukung, sebab kendala surat dan perijinan semacam itu menurutnya sangat disayangkan.
“Kalau seberapa besar peluang kustom maka kita harus bicara soal negara-negara maju. Contoh Amerika dan kubu kustom dunia baru yakni Jepang yang sama-sama Asia. Yokohama Hot Rod Custom Show bisa sebegitu besar ya karena ada dukungan dari pemerintahnya,” kata Lulut.
“Ini pentingnya kesadaran pemerintah, kalau Anda berbicara dengan saya yang hanya punya kekuatan berapa sih paling bikin motor custom per tahun. Tapi bayangkan jika 10 persen dari seluruh peserta Kustomfest melakukan yang sama. Berapa motor yang kita bangun per tahun,” imbuhnya.
“Kalau ditanya dan didata ke teman-teman builder lainnya kita bisa berhimpun bersama berapa kita bisa bikin motor setahun. Belum lagi parts-parts lainnya, dari bodi sampai yang kecil-kecil dan menjual hasil karya kita ke luar negeri dan menghasilkan devisa untuk negara,” pungkasnya.(Agl/NM)