Kustomfest 2017 – No Boundaries Dibuka, Menampilkan Karya-Karya Terbaik

0
Kustomfest 2017 no boundaries
Kustomfest 2017 No Boundaries resmi dibuka hari ini, Sabtu (7/10/2017). Foto: Istimewa

NaikMotor – Gelaran keenam Festival Kustom Culture Indonesia, Kustomfest 2017 – No Boundaries resmi dibuka, di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (7/10/2018). Ajang kustom kulture terbesar di Indonesia ini akan berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (7-8/10/2017).

Pembukaan dihadiri Tri Mulyono, Kepala Bito Admiristrasi Pembangunan DI Jogyakarta sebagai perwakilan Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY, Ari Kusumo Wibowo, Brand Manager Surya PT Gudang Garam TBK, dan Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri.

Lulut Wahyudi, Director Kustomfest 2017 mengatakan tema No Boundaries yang berarti tanpa batas dipilih untuk menegaskan kreatifitas penggiat custom. Dimana sekarang custom mulai banyak dikotak-kotakan.

“Kita tidak mau kustom akhirnya terbelenggu dan kemudian mengecil. Kita ingin membawa custom ini kembali ke ranahnya yakni kreatifitas. Kadang orang banyak yang komentar chooper itu harus ini, harus itu dan sebagainya. Sehingga banyak yang kemudian mengurungkan niat membuat motor custom. Itu yang ingin kita ubah,” katanya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Kustomfest 2017 kali ini menghadirkan dua spesial class yakni Harley-Davidson Club Style dan Honda Scrambler. Kelas khusus Harley diinisiasi oleh Anak Elang Harley Davidson, sedangkan Honda Scrambler disupport penuh PT Astra Honda Motor (AHM).

Selain itu Kustomfest 2017 – No Boundaries juga menyiapkan acara spesial bertajuk Indonesia Attack. Acara ini pada dasarnya sebuah program untuk mencari 10 orang builder berbakat yang menampilkan karyanya di Kustomfest 2017 untuk mengikuti gelaran internasional Yokohama Hot Rod Custom Show 2017.

“Tujuan Indonesia Attack adalah supaya builder-bulider kita bisa belajar dari event internasional. Tujuan kita ikut ke Yokohama bukan untuk cari piala tapi kita ingin mencari perhatian, karena semua media custom culture dan media otomotif dunia berkumpul di event itu,” kata Lulut.

“Artinya dengan mengikuti ajang itu, meski bukan untuk menang, tapi sebagai proses pembelajaran kita bisa menarik mata dunia kepada Indonesia. hal itu sudah terbukti dimana tahun lalu karya Psyco Engine (pemenang Kustomfest 2016) menarik perhatian di Yokohama,” pungkasnya.(Agl/NM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here