NaikMotor – Tekanan alam di dunia adventure selalu menarik disimak. Hal ini yang antara lain menimpa rider Elevation Challenge Khardung La diserang cuaca hingga munculnya halusinasi mewarnai perjalanan kali ini. Setelah didera masalah insiden, muncul masalah baru, apa itu?
Seperti yang diberitakan sebelumnya, peserta Indonesia Rider Expedition di ekspedisi ke, rider Elevation Challenge Khardung La diserang cuaca selain kondisi alam termasuk jalan hingga mengakibatkan insiden. Wijaya Kusuma dari Inabiketour melanjutkan ceritanya…
Malam itu juga yang bersangkutan dibawa ke Leh untuk diambil tindakan. Tak kurang 5 orang terkena mountain sickness di Pang, dan harus dirawat sejenak untuk diberikan oksigen dan disuntik. Saya dan dokter Aziz bertiga dengan Aswin melanjutkan perjalanan ke Tsokar, perjalanan malam hari dengan cuaca sangat dingin membuat hati berkecamuk tidak karuan. Perasaan kecewa dengan organizer lokal ditambah berpencarnya rekan-rekan membuat hati sangat gundah. Saya kehabisan bahan bakar di tengah padang pasir dan gelap gulita, terpaksa motor saya tinggal dan saya bergoncengan dengan Dr Aziz. Kami tiba jam 21.00 malam di Lotus Camp.
Benar saja sesampaikannya di Lotus Camp hanya 9 orang mencapainya dengan GPS Offline sedangkan Heri Cahyono tidak terlihat karena GPSnya terjatuh. 5 orang langsung dilarikan ke Leh karena mempunyai masalah dengan AMS dan 2 orang mengalami kecelakaan. Lotus Camp ini terletak 17 KM di gurun pasir Tsokar dan dikelilingi oleh pegunungan bersalju dan merupakan base camp tentara militer.
Tidak ada kehidupan disitu, tidak ada air, tidak ada listrik. Air membeku, benar- benar tantangan yang sangat luar biasa. Nafas tersengal sengal dan setiap 1 jam kami terbangun karena kesulitan pernapasan. Back up car juga tidak ada karena harus membawa korban ke Leh, Kita benar-benar di uji secara mental. Kami tidur dengan riding gear ditambah selimut 2 rangkap, tidur dalam kegelapan dan tanpa ada pemanas. Teman teman mulai meracau, Bagus Sadono bahkan mulai keluar darah dari hidung, muntah muntah dan mengalami pusing luar biasa.
Saya hanya bisa berdoa agar mereka diberikan kekuatan karena saya juga mengalami kepayahan. Dr Abdul Aziz berjuang keras membantu teman- teman dengan memberikan obat anti ketinggian dan suntikan bagi rekan yang sudah kepayahan. Tsokar berada di ketinggian 4.500 dan berada di lembah dengan ketinggian kedua di dunia.
Disini teman teman tidak saja terkena AMS tetapi juga terkena High-altitude pulmonary edema. Penyakit yang diakibatkan karena kekurangan oksigen di paru paru. Suatu keadaan dimana kita berada di titik nadir. Di sini kami merasakan bagaimana arti kehidupan. Genderang kematian terasa disini, kami mulai berasa halusinasi dan kepayahan. Pagi hari rekan rekan bangun dengan kondisi yang tidak bugar, kamipun terlambat keluar dari Tsokar karena pasokan bahan bakar belum ada.
Hal ini sangat saya sesalkan dari operator lokal yang kurang kooperatif dan bekerja sangat lambat. Perasaan kecewa dan marah bercampur aduk, tetapi tentunya saya tidak bisa tunjukan di hadapan teman- teman karena hal ini bisa menurunkan semangat mereka yang sudah berada dititik paling rendah. Saya instruksikan dengan keras agar team lokal mengisi bahan bakar supaya kami segera bisa keluar dari Tsokar. Sambil sarapan mereka isi bensin, dan setelah sarapan kami mempersiapkan diri dan segera kami berangkat menuju Leh.
Bagaimana kelanjutan dari berbagai masalah yang mendera rider Elevation Challenge Khardung La diserang cuaca hingga halusinasi ini? nantikan cerita selanjutnya.(Bersambung)