NaikMotor – Untuk mendapatkan sensasi berkendara di pegununggan Himalaya harga paket yang ditawarkan sebesar Rp 25 juta. Perjuangan berat membuat peserta Elevation Challenge Khardung La jatuh bangun dengan trek serta kondisi udara.
Menurut Wijaya Kusuma dari Inabiketour, seluruh peserta Elevation Challenge Khardung La dibebankan biaya sebesar Rp 25 juta. “Biaya sudah termasuk sewa motor, airport transfer New Delhi Manali, Pesawat Garuda/Jet AIrways, Hotel/ Sarapan Pagi/ Makan Malam serta penerbangan Leh – New Delhi dengan Go Air,” ucapnya.
Melanjutkan artikel sebelumnya, cerita perjalanan mereka dimulai Senin (18/9/2017). Berikut kisah mereka seperti yang dituliskan oleh Wijaya Kusuma.
Pagi hari Senin, 18 September 2017 Setelah sarapan, kami melakukan briefing, dan kami mengunjungi Hadimba Temple yang terletak dekat hotel kami. Setelah berdoa, perjalanan di mulai. Tujuan kami adalah Jispa. Awalnya jalanan aspal tetapi baru 15 km kami disuguhi oleh jalanan gravel, kami dari ketinggian 2.000 meter mulai mendaki keketinggian 3. 978 meter dan melalui Rohtang pass. Rohtang Pass adalah dataran tinggi yang melewati pegunungan sebelah timur Rentang Himalaya sekitar 51 km (32 mil) dari Manal. Rohtang Pass menghubungkan Lembah Kullu dengan Lahaul dan Spiti, Lembah dari Himachal Pradesh , India .
Jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh harus kami tempuh lebih dari 12 jam dengan memacu motor Royal Enfield. Memaksa kami untuk tiba pada malam hari di penginapan kami di Jispa. Setelah kami check ini, saya perhatikan Basrie Kamba sudah mulai susah bernapas dan mulai ada yang terkena penyakit AMS (Altitude Mountain Sickness), mengalami peningkatan heart rate, mual-mual, muka pucat. Beruntung dalam team kami ada peserta yang berlatar belakang medic yakni dr Abdul Aziz, dengan sigap ia mengececk kesehatan Basrie.
Kita putuskan agar Basrie Kamba kita bawa ke Medical Center yang terletak hanya 500 meter dari hotel kami. Dokter Jispa adalah dokter Tibetian yang memberikan obat-obatan herbal. Hari ini Hery Cahyono sempat tertinggal di belakang karena ban kemps. Kemudian Yohandi juga sempat terjatuh disini mengkibatkan kerusakan pada footpeg dan spion.
Selasa esok harinya, sebagian team sudah berjalan pada pagi hari sedangkan saya dan Dr Aziz belakangan karena harus membawa Basrie berobat, kali ini perjalanan cukup sulit dan hampir sebagian besar jalanan adalah jalan berpasir dan cukup sulit. Kalau kemarin kami hanya pada ketinggian 4.000 meter maka kali ini mencapai ketinggian mencapai 5.300 M atau ketinggian kedua setelah Khardung La.
Jalan curam dengan jurang yang bukan main dalam sangat membahayakan para rider. Saya sampai di base camp Militer Pang siang hari, namun team tercecer dan tidak jelas. Saya hanya bersama Dr Aziz saja sementara yang lain tidak terlihat. Jam 16.00 dapat kabar Harri Kurniawan mengalami kecelakaan di jalanan gravel di Keylong – Pang.
Sekitar Bara-lacha Pass 5.000 MDPL Harri Kurniawan jatuh di medan pasir dan mengakibatkan tulang belikat dada mengalami patah. Setelah patah Harri masih tetap mengendara hingga Medical Army Base Camp, luar biasa. Sesampainya di Base Camp maka yang bersangkutan langsung diberikan tindakan oleh dokter namun setelah itu dilarang untuk mengendarai motor.
Agak malam dapat kabar lagi bahwa “Kaka” mekanik kami juga mengalami kecelakaan. Rupaya setelah lepas dari Bara Lacha pass yang jalanannya gravel maka ia melajukan motor sekencang- kencangnya karena hari sudah mulai gelap. Ada tikungan dan lobang cukup dalam membuat motor “Kaka” harus terbang sejauh 100 meter hingga membuatnya patah tulang paha sebelah kiri dan muka hancur. Korban segera di larikan ke Medical Army Base Camp Pang, untuk tindakan penanganan pertama membersihkan luka dan darah di muka dan mengikat kaki yang patah.
Itulah perjuangan berat peserta Elevation Challenge Khardung La di awal hari petualangan. Nantikan kisah menarik kemudian di artikel selanjutnya. (Bersambung)