NaikMotor – Penyelenggaraan Asia Cross Country Rally 2017 Thailand masih menyimpan cerita menarik untuk peserta, tak terkecuali pereli Indonesia, Kadex Ramayadi yang meraih 5 besar klasemen. Ini sebagian cerita trik Kadex mengelabui pereli Thailand di leg terakhir AXCR 2017, Sabtu (19/8/2017).
Level peserta reli terbentuk dari skill dan pengalamannya berkompetisi. Di AXCR 2017, seperti Yoshio Ikemachi, Tadao Ezure dan Jakkrit Chawtale adalah tiga nama dengan kualitas papan atas. Mereka bukan sekadar mengandalkan kemampuan skill semata namun juga strategi dalam reli. Hal ini yang dipelajari oleh Kadex Ramayadi dari tim Furukawa Battery Indonesia khususnya di dua leg terakhir.
Memenangi leg kelima AXCR adalah bukti keberhasilannya menerapkan strategi antara lain yakni ‘following’. Nah, tampil di final leg, Kadex juga mencoba menerapkan hal yang sama hingga akhirnya finis keempat setelah bersaing ketat dengan ketat pereli Thailand.
Namun, di balik keberhasilannya menuai posisi akhir klasemen, ada cerita trik Kadex mengelabui pereli Thailand di leg terakhir AXCR 2017 yakni Pruchayar Chaiyasothi yang memacu Husqvarna FE450. “Saya fight sama dia, kalau di single track yang technical saya menang, tapi kalau ketemu trek lurus saya kalah kencang. Sambil jalan, saya mencoba berfikir, bagaimana caranya mengalahkan dia di trek lurus,” sebut Kadex yang menggunakan Husqvarna FE250.
Akhirnya ia menemukan trik untuk mengelabuinya, yakni mencoba mengerem dengan posisi badan tetap menunduk dan melakukan gerakan pengereman sudah dekat titik tikungan.”Benar saja dia bablas, karena dia tahu kalau mau belok itu kita pasti menegakkan badan. Makanya saya coba tetap menunduk dan mengerem di ujung. Saya tahu, dia agak lemah di navigasi,” beber Kadex. Meski akhirnya pereli Thailand finis di depan karena menjelang finis memungkinkan pereli membuka gas secara penuh.
Inilah yang dinamakan strategi following di reli menurut Kadex. Pereli yang cerdas tidak akan terus ngebut namun membiarkan pembalap lain yang pelan untuk menyalipnya. Nah, ketika mendapat angin dan menurut peta treknya terbuka, mereka akan kembali kencang ke depan.
Tetapi di pos finis, mereka tetap sportif berangkulan menyudahi pertarungan di trek. Ternyata, keduanya punya background sama yakni pernah belajar riding skill di BMW Motorrad Jerman. Uniknya lagi, keduanya memiliki total waktu dan gap sama di klasemen akhir, yakni 24 jam, 27 menit 32 detik serta gap 1 jam 50 menit. Karena Kadex pernah memenangi dua leg, akhirnya ia bisa menempati posisi kelima di atas Pruchayar.
“Jadi reli itu bukan hanya sekadar the fastest tetapi juga the smartest,” ucap Kadex lagi. (Arif/nm)