NaikMotor – Indospeed Race Series (IRS) 2017 diawali dengan hilangnya kelas bergengsi pada sebelumnya yakni Kejurnas Supersport 600cc. Praktis semua perhatian khususnya mekanik kini semua terfokus pada regulasi baru Kejurnas IRS Sport 250, sebagai kelas utama membuat mekanik terpacu.
Race pertama Kejurnas IRS Sport 250 telah menghasilkan juara yakni Wilman Hammar (Yamaha Yamalube NHK IRC Nissin DID NGK Bahtera Racing) setelah mengandaskan dominasi Rafid Topan Sucipto di lap akhir. Pertarungan di kelas ini makin seru karena ada regulasi baru Kejurnas IRS Sport 250 yakni soal mesin yang wajib dengan piston dan magnet standar pabrik, termasuk pelek harus bawaan pabrik.
Ada selisih waktu sekitar 2 detik dari tahun lalu di Kejurnas Sport 250 cc. Dengan perubahan aturan, tentunya ada proses riset dan riset itu dapat kita ketahui progressnya dengan mengikuti kejuaraan dan tentu saja dari hasilnya. Terpenting, kita harus konsisten menjaga podium juara, “tambah Wahyu Rusmayadi yang juga manajer tim Yamaha Racing Indonesia (YRI) yang konsen di balap Asia Production 250 (AP250).
Adapun best time Kejurnas Sport 250 cc dengan perubahan peraturan diciptakan Imanuel Putra Pratna dikisaran 1 menit 44 detik, sementara tahun lalu sudah 1 menit 42 detik. Tentu saja, para mekanik terpacu untuk meriset ataupun menciptakan mesin-mesin anyar. “R25 milik Rafid Topan betul-betul baru. Tenaganya sekitar 43 HP (Horse Power). Banyak yang berubah dengan aturan magnet standar pabrik. Misal perbandingan kompresi, durasi noken as dan hitungan AFR dalam mapping ECU, “ucap Gendut GDT Racing selaku mekanik merangkap penasehat teknis.
“Untuk Yamaha R25, kita membangun motor benar-benar baru untuk Wahyu Aji dan Febrianus Balank. Sementara R15 memang kita sudah punya basic data tahun lalu, “tukas Hawadis, mekanik merangkap pemilik tim Yamaha Yamalube Aspira Premio FSCM WJ72 HDS Racing Team yang setia dikawal Robert Cong yang berurusan dengan mapping pengapian dari ECU aRacer. (Arif/nm)