NaikMotor – Anak Elang Harley-Davidson Jakarta optimis bisa mengembangkan bisnis di pasar motor gede (moge) dengan mengedepankan layanan aftersales di Indonesia. Luxury tax bukan masalah dalam menjual H-D yang sudah punya penggemar setia di Indonesia.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi distributor moge, yakni tingginya biaya pajak yang harus dikeluarkan dalam proses importasi motor utuh atau dikenal Completely Built-Up (CBU). Akumulasi dari biaya Pph Import, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), tarif cukai impor, dan lainnya bisa mencapai 300 persen dari harga dasar motor dari negara asal.
Berkaca pada krisis yang dihadapi Mabua Harley-Davidson yang harus gulung tikar setahun lalu, Anak Elang menerapkan strategi berbeda, yakni penguatan layanan servis dan sparepart, di samping menyediakan varian lengkap H-D. Dengan jaringan diler yang kuat, Harley-Davidson yakin bisa terus eksis di pasar moge, termasuk di Indonesia.
“Harley-Davidson sudah berusia 113 tahun, dan kami menyediakan produk yang berkualitas, dan jaringan diler yang kuat. H-D bukan hanya menjual motor, tapi juga aksesori, apparel, dan hubungan dengan komunitas yang membuat kami kuat. Kami membuat (H-D) lebih mudah diakses, meraih banyak konsumen, dan melakukan penjualan yang banyak,” ujar Managing Director Of Harley-Davidson Asia Emerging Markets, Peter Mackenzie.
Luxury Tax atau PPn Barang Mewah bukan lagi penghambat aktivitas penjualan sepeda motor asal Milwaukee, Amerika Serikat, sebab konsumen mencari motor H-D bukan karena harga yang terjangkau, tapi lebih kepada memenuhi lifestyle.
“Pajak tentunya harus kita hadapi dalam menjalankan bisnis sepeda motor. Tentu orang-orang ingin barang yang murah, tapi ini bukan hanya soal sepeda motor, ini juga soal lifestyle. Jika pajak menjadi masalah, anda tidak bisa mendapatkan lifestyle yang diinginkan,” ucap Mackenzie.
Dari jajaran motor H-D yang dibawa oleh Anak Elang,tercatat tipe paling murah, yakni Street 500 yang dibanderol seharga 270,600 juta rupiah (Off The Road), sedangkan yang termahal yakni varian Custom Vehicle Operation(CVO) Limited dengan harga 1,669,800 Miliar rupiah (Off The Road). (Yudistira/nm)