NaikMotor – Gondzeco bercerita kepada tim NaikMotor tentang kesempatan untuk merakit Yamaha DT100A yang terbilang langka di Indonesia. Bahkan, masih ada beberapa seri DT yang mengantri di bengkelnya. Seperti apa ya wujudnya?
Eko Tri Laksono alias Gondzeco sang pemilik bengkel Eko Jaya Motor sudah berkecimpung di dunia roda dua sejak lama. Mulanya, ia tidak mengkhususkan bengkelnya sebagai tempat motor tua, tetapi hal itu terbentuk sendiri mengingat ia telah mengoprek banyak motor klasik.
Tak hanya melayani restorasi, bengkel yang berlokasi di Jalan Karang Tengah No. 67, Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini juga melayani custom, servis, dan perawatan baik motor baru maupun lama.
Beberapa waktu yang lalu, tim NaikMotor mengunjungi bengkel Eko dan melihat Yamaha DT100A yang sedang ia rakit. Benar-benar membangun dan mendandani motor dari masih bahan awal, Eko pun menamainya “Daus”, alias “Dari US” (United States/Amerika Serikat) karena motor tersebut terdapat banyak di sana, dan bahan-bahan seperti spare parts dan buku panduan perakitannya pun diperoleh dari sana.
“Kenapa namanya Daus, karena 80-90% part-nya ngambil dari Amerika,” ujarnya.
Eko menjelaskan, seri DT yang banyak di Indonesia adalah seri DT X. Sehingga saat mengetahui kalau motor yang dititipkan oleh pemiliknya, Bilnon Motoparts itu adalah seri A, ia pun excited dan tidak ingin setengah-setengah dalam progresnya. Eko dan Bilnon pun mencari buku panduan Yamaha DT untuk mengikuti standar motor dan membelinya via eBay.
“Jadi si Daus ini, biasa ya kita beli motor bahan nih, cek surat komplit, jadi di kode nomor mesin itu awalnya 437, jadi 437 itu ternyata kita cari, itu namanya VIN DT100A untuk di Amerika. Di awal kita mau ngebangun DT biasa aja lah, akhirnya enggak,” tuturnya.
“Yang jelas beda itu tangki, modelnya tutup tangkinya engsel, kalo yang biasa muter, itu ciri yang khas dari DT A. Dari warna juga, kemarIn kebetulan dapet spare part yang warna dessert gold.”
Eko dan pemilik motor tersebut sengaja tidak membuat motor mulus 100% seperti layaknya motor restorasi lain, melainkan tetap mempertahankan warna aslinya. Eko dan Bilnon masih mempertahankan detail-detal dari kondisi asal.
Motor ini sudah ia pegang sejak 2019, dan menghabiskan biaya kurang lebih sekitar 58-60 jutaan. Itu sudah termasuk jasa dan pembelian bahan. Meski berupaya untuk mempertahankan wujud aslinya, tetapi ada juga part yang tidak orisinal, seperti ban, rantai dan pengapiannya yang sudah di-upgrade jadi CDI, aslinya adalah platina. Terakhir, ia bercerita kalau ia sedang lanjut mengerjakan DT100C.
Sang pemilik, Bilnon Motopart bercerita kepada tim NaikMotor kalau motor ini merupakan motor Yamaha pertama yang ia oprek, karena sebelumnya ia fokus di pabrikan lain seperti Honda dan Kawasaki.
Bilnon juga bercerita bahwa ia sudah mencoba mengendarai Daus dari rumah ke kantornya, dan motor berjalan lancar tanpa kendala. Sebagai motor yang jarang terlihat alias rare, Daus pun meraih perhatian banyak orang di jalanan. (Litha/Prob/NM)