NaikMotor – Kontrak Dovizioso di Ducati masih belum mencapai titik akhir. Kabarnya, kesepakatan mereka masih dalam proses negosiasi karena masalah keuangan.
Ducati dan Dovizioso kabarnya berselisih karena masalah keuangan. Kontrak Dovizioso dan tim yang telah menaunginya sejak 2013 ini sedang berada di titik yang belum jelas. Dikutip dari Asphalt and Rubber, finansial Ducati sedang tidak baik karena dampak dari ekonomi dan krisis. Ducati meminta agar Dovi bersedia untuk dipangkas gajinya dari 8 juta euro/tahun (sekitar Rp 129 Miliar) menjadi 3 juta euro/tahun (sekitar Rp 48 Miliar).
Manajer Dovi, Simone Battistella menyangkal bahwa kliennya hanya berhasil meraih dua dari empat kemenangan pada 2018 seperti yang disebut tim pabrikan Italia tersebut. Menurut Battistella, Dovi menempati urutan kedua dalam kejuaraan, dan menjadi satu-satunya pembalap yang konsisten mengancam Marquez di MotoGP.
Battistella menyuarakan pendapatnya bahwa paket terbaik yang bisa dinegosiasikan oleh tim ke pembalapnya bukan cuma soal gaji, melainkan juga sepeda motor terbaik, dukungan terbaik, dan prospek terbaik untuk menang.
Selain dengan tim keseluruhan, rupanya Dovi dan Direktur Teknik Ducati Corse, Gigi Dall’Igna juga sedang perang dingin. Dovi menyalahkan sang bos Ducati Corse tersebut karena tidak memperbaiki karakter Desmosedici jadi lebih baik dan membantunya untuk lebih kompetitif melawan Marquez. Sebaliknya, Dall’Igna menyalahkan pembalap berusia 34 tahun tersebut karena tidak memanfaatkan kekuatan motornya untuk mengalahkan Honda.
Apakah ada alternatif yang bisa menguntungkan kedua belah pihak? Asphalt and Rubber mengungkapkan opininya yang menyiratkan bahwa hal tersebut terlihat cukup sulit. Dovi tidak memiliki banyak alternatif, ia hampir pensiun dan ingin tetap maju satu atau dua musim lagi sebelum gantung helm. Ducati disebut-sebut masih inang yang terbaik saat ini untuknya. Tapi bukan berarti dia harus menerima begitu saja pemotongan gaji yang diminta pabrikan.
Selain opsi tim bagi Dovi, Ducati juga sepertinya belum menemukan siapa yang bisa melanjutkan perjuangan mereka dan menopang beban yang cukup berat bagi masa depan semua pihak. (Litha/Prob/NM)