NaikMotor – Putaran akhir balapan supermoto Trial Game Asphalt (TGA) 2018 sudah digelar di Sirkuit Stadion Kanjuruhan, Malang, (15/12/2018). Doni Tata berhasil mengukuhkan diri sebagai juara umum FFA 250.
Ini merupakan gelar kedua Doni yang tahun lalu juga menyabet gelar sama. Mantan pembalap Moto2 musim 2012 itu tampil apik hampir di semua seri dengan menggasak podium di Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Doni tampil tenang dan percaya diri dalam race di Malang. Doni meraih 34 poin setelah finish di urutan kelima dalam race pertama (moto1) dan kemudian finish di peringkat empat dalam race kedua (moto2).
Membuatnya memuncaki klasemen dengan total 225 poin, meninggalkan pesaing terdekatnya Tommy Salim dengan 203 poin dan Farudilla Adam dengan 119 poin.
“Saya berusaha mengamankan poin dengan tetap finish. Menyempurnakan poin tertinggi agar tetap menjadi juara umum. Hal Ini tidak mudah karena balapannya sangat kompetitif. Kami tidak hanya bersaing di sirkuit, tetapi juga berkompetisi dalam stamina mesin, performa mekanik, dan tentunya jam terbang pebalap. Itu merupakan tantangan, dan saya sangat gembira berhasil menjadi juara umum,” kata Doni.
Di sisi lain perebutan gelar juara umum juga terjadi kelas Trail 175 Non Pro dan Trail 175 Open. Erick Chandra berhasil merajai kelas Trail 175 Non Pro dengan 202 poin setelah finish tercepat dalam dua kali race.
Sementara di Trail 175 Open, gelar juara umum digenggam oleh Farudilla Adam. Finish kedua di Malang, pebalap kelahiran Malang ini berada di puncak klasemen dengan total 212 poin.
Di kelas FFA 450 Internasional Gerry Salim tampil perkasa menyudahi perlawanan para pebalap top Eropa, yakni Lewis Cornish (UK), Germain Vincenot (France), dan Jan Deitenbach (Germany).
Gerry kampiun dengan meraih podium utama dalam balapan yang digelar sebanyak dua kali. Gerry sukses mengasapi kakaknya, Tommy Salim dan pebalap asal Perancis, Germain Vincenot. Bahkan, di race kedua Germain mengalami crash dan tidak bisa melanjutkan balapan.
“Germain menjadi lawan tangguh buat saya di balapan ini. Dia punya permainan yang bagus. Setiap kali masuk tikungan. Germain mampu bermain dengan slide yang sempurna. Tapi dari awal saya terus berusaha mencapai limit. Perjuangan saya terbayar karena bisa menjadi yang terbaik di kelas FFA 450 Internasional,” katanya.(Rls/nm)