NaikMotor – Indonesia Offroad Xpedition (IOX) belum lama mengadakan perjalanan bermotor ke daerah timur Indonesia yaitu Larantuka sebanyak 15 rider pada akhir September lalu. Di antara mereka ada 5 petualang RE Himalayan di Larantuka Adventure Rally 2018.
Soal IOX, merupakan sebuah komunitas berisi penghobi petualangan bermotor yang dalam kegiatannya ikut mengeksplorasi wisata dan budaya Nusantara.” Kami juga tidak sembarangan menerima pendaftar kalau ada event. Maksimal dibatasi sampai 50 orang untuk meminimalisir risiko bagi rombongan rider termasuk kerusakan alam. Yang kami tekankan juga soal attitude saat melakukan aktivitas offroad khususnya di daerah perkampungan serta menghindari konvoi dalam jumlah besar, lebih baik per berapa orang dan dibekali jalur untuk bertemu di satu ttik yang sudah ditentukan,” sebut Teddy Wibowo yang akrab disapa Opa, salah satu pentolan IOX di Eiger Radio Dalam, Rabu (12/12/2018).
Nah, soal perjalanan ke Larantuka yang diikuti 15 rider, ternyata mendapat dukungan dari PT Distributor Motor Indonesia, diler resmi Royal Enfield di Indonesia dengan menyediakan 5 unit RE Himalayan. Mereka juga dibekali perlengkapan adventure gear dari Eiger. Format perjalanan menuju ujung timur Pulau NTT tersebut adalah ride and camp yang berjarak tempuh lebih dari 2.150 Km.
Mereka memulai perjalanan dari Malang – Bromo – Ranu Pane – Senduro – Ijen – Jampit – Kawah Wurung – Kemiren – Bali – Danau Batur – Kintamani – Penglipuran – Lombok – Tanjung Aan – Kayangan – Sumbawa Barat – Maluk – Pantai Selatan – Lunyuk – Sumbawa Besar – Tambora – Dompu – Sape – Flores – Labuan Bajo – Komodo – Labuan Bajo- Cancar Spiderweb – Denge – Waerebo Traditional Village – Denge – Sepiwatu – Bajawa – Ngada – Walomese – Riung 17 – Danga – Mboras – Magepanda – Maumere – Larantuka – Maumere – Kelimutu – Ende – Bajawa – Riung – Reo – Ruteng – Labuan Bajo.
Kisah petualang RE Himalayan di Larantuka Adventure Rally 2018 diceritakan oleh Teddy Wibowo dan Agus Black mewakili tiga rekan lainnya Sovan, Zidni dan Abu. “ Dari hasil perjalanan ke Larantuka, kita menyimpulkan kalau Himalayan memang tangguh dan mudah untuk diservis di bengkel biasa kalau ada kerusakan. Kenapa? karena motor ini tidak memiliki teknologi khusus seperti merek-merek lainnya yang membutuhkan perangkat laptop misalnya. Motor seperti ini yang menurut kami cocok untuk digunakan adventure. Kami malah bisa menyebutnya, satu tangki untuk satu pulau, konsumsi rata-rata 1 : 34 L,” sebut Teddy Wibowo yang sudah main motor 40 tahun. Teddy juga ikut menemukan kalau adventure gear dari Eiger sangat membantu dalam perjalanan mulai celana, t-shirt, jaket, saddlebag, tankbag hingga perlengkapan kemping.
Sedangkan Agus Black menambahkan, sesuai tipe motor yang digunakan, Himalayan dipakai di medan yang tidak terlalu ekstrem namun sudah teruji di berbagai medan. “ Karena konsepnya Ride and Camp, kita gunakan Himalayan untuk mencari spot –spot indah melalui jalur yang tidak terlalu berat, tapi lebih kepada pengalaman mengendarainya sebagai motor adventure. Dari posisi duduk dan karakter mesinnya, Himalayan cocok buat digunakan jalan jauh dan tentu saja kesenangannya karena irit bensin,” sebutnya. (Arif/nm)