NakMotor – Semangat menciptakan pasar baru sebagai kajian alternatif menggantikan teknologi yang sudah ada ikut didengungkan d acara Disrupto 2018 di Plaza Indonesia, (23-25/11/2018) kemarin. Salah satu kajiannya yakn dunia otomotif dimana Melotronic dan Tigrehood bicara soal motor listrik dan gaya hidup.
Disrupto merupakan sebuah gerakan untuk berinovasi dalam pemanfaatan teknologi berdasarkan transformasi bisnis di dunia global yang diramaikan 100 pembicara dan 200 start up serta puluhan exhibitor.Speaker yang hadir antara lain Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia), Thomas Lembong (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Triawan Munaf kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF).
Tentu saja yang dekat dengan perubahan teknologi di otomotif adalah soal pemanfaatan energi alternatif khususnya kendaraan berbasisi listrik. Setiawan Winarto, pemilik usaha Melodia Musik kini mulai membidik motor listrik dengan memboyong beberapa tipe sepert skuter Ford Ojo, Vintage Electric dan Rumble Motor melalui bendera Melotronic.
Dalam sesi diskusi di acara Disrupto tersebut, Melotronic dan Tigrehood bicara soal motor listrik dan gaya hidup yang dibawakan oleh Setiawan serta Ananda Omesh, selebritis yang dikenal sebagai pemotor sejatti perintis Motorbaik dan pemlik usaha Tigrehood yang bergerak di bidang streetwear dan apparel. Mengemas diskusi lebih segar, Omesh memberikan hadirin berupa masker dan ia masuk ke arena menggunakan motor trail klasik 2-tak Yamaha DT100, sementara Setiawan mengendarai motor listrik Rumble Motors.
“Nah, pergi naik motor sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia yang humanis, bayangkan sekarang penduduk makin banyak, kemudian populasi motor juga naik termasuk konsumsi bahan bakar fosil meningkat. Sudah saatnya kita mulai berpkir untuk mencari alat transportasi yang ramah lingkungan, untuk mengurangi penggunaan minyak dunia serta mengurangi polusi,” sebut Omesh. Ia juga mulai menyinggung soal pemanaasan global yang telah menjadi isu internasional dan telah mengubah banyak hal berdampak pada lingkungan dan perilaku manusia.
“ 59% dari pengguna kendaraan darat adalah pengguna sepeda motor 33% dari pengonsumsi BBM dari sektor transportasi adalah pengguna sepeda motor. Konsumsi energi BBM di China hanya 6.6% dan di India hanya 10.9%,” sebut Setiawan memberkan data dari BPPT 2018.
Namun, menurut Omesh untuk beralih ke kendaraan listrik masih banyak pertanyaan umum mengenai keamananan, perawatan hingga cara charge-nya hingga masalah harga. Karena itulah, menurutnya, salah satu strategi motor listrk bisa masuk ke pasar harus dimulai dari dunia lifestyle seperti para artis. “Tigrehood ikut mendukung perkembangan motor listrik ini dengan menyediakan berbagai apparel yang bisa menjadi fashion saat mengendarainya di berbagai kesempatan,” sebut Omesh yang tokonya tengah mengampanyekan program Inhale the Future, Exhale the Past.
“ Kami punya skuter Ford Ojo Electric yang stylish dan mudah untuk dicharge dimanapun yang kami jual dengan harga Rp 30 jutaan. Untuk pemakaian harian aman-aman saja termasuk saat hujan kecuali kalau digunakan di kondisi banjir ya karena berisiko. Beberapa artis juga telah mencoba Ford Ojo sepert Tora Sudiro dan Denny Chasmala. Selain For Ojo, kami punya sepeda Vintage Electric berbagai model mulai cafe, tracker hingga limited edition mulai dari harga Rp 59 jutaan,” tukas Setiawan.
Melotronic dan Tigrehood bicara soal motor listrik dan gaya hidup termasuk memberikan gambaran komparasi soal biaya perawatan antara motor bakar dan listrik. Biaya sumber energi untuk jarak 60 km bagi motor listrik adalah 1,6 Kwh dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Sementara motor berbahan bakar bensn premium menghabiskan 2 liter untuk 60 Km. “Jika sehari penggunaan 60 km, maka sebulan bisa hemat Rp 200 ribu,” sebut Setiawan mengutip keterangan Menter ESDM, Ignasius Jonan. Dalam setahun, total biaya dari sumber energi ditambah biaya perawatan motor listrik sebesar Rp 1,839.500 sementara motor bakar Rp 6,163,000. (Arif/nm)