NaikMotor – Podium ketiga terasa spesial bagi Lorenzo di MotoGP Jerez untuk menjawab keraguan banyak orang mengenai performanya di Ducati. Kemenangan ke-100 Ducati di MotoGP juga seakan ikut membawa Lorenzo menyumpal mulut para pencibirnya selama ini.
Setelah tiga seri kurang memuaskan, terlebih di Qatar dan Argentina yang menyesakkan bagi Lorenzo, kemunculanya dimulai saat seri Austin Amerika lalu dengan posisi kesembilan. Hingga kemudian, Lorenzo menaklukan Jerez yang angker buat Ducati dengan podium ketiga lewat penampilan memukau.
Tanda-tanda Lorenzo bisa kompetitif di Jerez sudah terlihat sejak sesi latihan bebas yang bisa menduduki posisi keempat serta melaju di urutan kedua ketika babak pemanasan. Lorenzo yang start kedelapan akhirnya bisa menyalip para pembalap lain di tengah drama jatuhnya para pembalap serta kesulitan lawannya.
Dengan pilihan ban depan dan belakang medium, Lorenzo melaju dengan Desmosedici GP17 menyalip para rider di depan hingga terjadi duel dengan Johann Zarco di 11 lap terakhir. Lorenzo mengatakan bahwa ia telah membuat orang-orang yang ragu dengannya termakan kata-kata mereka setelah memastikan podium pertamanya bersama Ducati di Jerez.
“Anda tidak perlu meragukan skill balap serta mentalitas saya karena beberapa orang dari mereka berbicara terlalu dini. Anda tidak bisa meremehkan pembalap manapun di kejuaraan ini karena semuanya bagus dan bisa berada di depan terutama yang telah memenangkan banyak gelar balapan, ” timpal Lorenzo menyumpal mulut para pencibirnya.
Spesialnya, Lorenzo mendapat podium sebagai kado ulang tahunnya ke-30 pada 4 Mei lalu sekaligus genap ke-100 bagi Ducati di MotoGP. “Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah ada dan lebih dari sekadar kemenangan dengan Yamaha, karena semua orang tahu kesulitan saat ini untuk menjadi kompetitif dengan motor spesial Ducati,” beber Lorenzo.
Jorge melanjutkan, awalnya ia tidak berharap bisa podium setelah mendapat posisi kedelapan saat kualifikasi.“ Saya yakin memiliki kecepatan untuk menjadi kelima atau keenam. Tanpa diduga, saya kemudian bisa menyalip rider lain satu demi satu. Saya berada di belakang Zarco dan mengintainya selama beberapa lap. Ketika saya melewatinya, itu sulit untuk menyingkirkannya dan di lap terakhi karena ban saya dalam kondisi lebih baik bisa membuat gap lima detik, ” tambah Lorenzo.
Seperti yang pernah diungkapkannya, ia membutuhkan banyak lap dan kilometer untuk bisa mengendarai Ducati. “ Ketika saya datang ke MotoGP pada tahun 2008, saya langsung bisa beradaptasi cepat dan hal itu berbeda dengan Ducati. Beberapa orang tidak percaya pada saya hingga membuat penilaian mereka terlalu cepat. Sekarang mereka harus mengubah pikirannya,” sindir Lorenzo. (Arif/nm)