NaikMotor – Banyak yang tertarik dengan suara mesin Yamaha R1 yang menerapkan teknologi crankshaft crossplane dan kemudian diterapkan pada Yamaha MT-10 SP.
Mesin berkapasitas 998 cc 4silinder segaris transversal itu sebenarnya mengadopsi konfigurasi mesin MotoGP Yamaha M1, bahkan kini diterapkan pada model Yamaha MT-10, dan MT-10 SP yang diluncurkan di Intermot 2016 lalu.
Keunikan suara yang dikeluarkan mesin karena urutan pengapian mesin yang menganut 90 derajat, sehingga bentuk crankshaft disebut dengan crossplane. Sementara mesin kompetitor lain, seperti Suzuki GSX-R1000 masih menggunakan urutan pengapian 180 derajat, bentuk crankshaftnya disebut flatplane.
Jika merunut ke tahun 2003, ketika Masao Furusawa, spesialis mesin di Tim MotoGP Yamaha mendapat keluhan pembalap yang mersa sulit saat menikung. Karena ban belakang kehilangan traksi, akibat torsi masih terlalu besar, pembalap merasa ban belakang tersendat saat mengurangi kecepatan. Ketika itu tim masih menggunakan mesin V-4..
Furusawa akhirnya menawarkan crankshaft dengan crankpin berselisih 90 derajat. Ketika Valentino Rossi mengujinya dengan crank 90 derajat dan membandingkannya dengan crank 180 derajat pada 6 Januari 2014, Rossi mengakui kalau ia lebih mudah menaklukan tikungan dan berakselerasi cepat kembali dengan 90 derajat. Sejak itu, semua Yamaha M1 MotoGP menganut urutan pengapian 90 derajat crossplane.
Namun karena mesin crossplane tak se-balance mesin urutan pengapian 180 derajat, maka akan butuh balancer shaft untuk mengurangi getaran. Sehingga mesin tampak lebih lebar dibandingkan mesin flatplane. (Afid/nm)
Ralat bro, semenjak era 4 stroke yamaha sudah pakai inline 4 dengan jumlah 5 klep per silindernya (era max biagi msh d yamaha) . Baru saat rossi ke yamaha doi pilih engine crossplane
Jadi bukan v-4 engine ya min
Terima kasih