Solo (naikmotor) – Hanya dengan persiapan dua minggu, event Burnout Solo 2015 yang digelar di areal Stadion Manahan sukses mendulang respons positif dari mulai Walikota, Kapolres, pebengkel, seniman dan penggemar otomotif lainnya di Surakarta.
Burnout 2015 ‘Surakarta Kustom Enthusiast’ sukses membakar pergerakan otomotif dan industri kreatif lainnya yang lama tertidur di Solo. Tidak kurang dari lima ribu pengunjung menyaksikan pertunjukan otomotif yang menyinergikan semua elemen, komunitas otomotif, akademisi hingga pelaku seni dan industri kreatif lainnya.
“Ya, Solo sudah lama tidur dan tidak ada event otomotif yang bisa memfasilitasi antara dunia otomotif dan industri pendukungnya Kami sudah lelah dengan wacana, sampai akhirnya memberanikan diri membuat Burnout, yang diartikan sebagai momentum untuk membangunkan dan membakar semangat para insan otomotif dan juga penggiat industri kreatif Solo,” sebut Ardiyan Taufik, salah satu penggagas Burnout 2015.
Menurut Ardiyan, Burnout 2015 adalah wadah berekspresi tempat tertawa, bernyanyi, enjoy serta tempat menuangkan kreasi para empu di bidangnya.” Burnout sekaligus arena edukasi selain art exhibition. Kita memajang mobil-mobil bersejarah dengan literaturnya dibantu komunitas BelMen (Belajar Menulis), lalu para pelaku custom kita siapkan padepokannya dan mereka demo langsung, cara membuat tangki, jok dan lainnya. Ini sangat bermanfaat bisa melihat langsung proses custom sambil belajar dari mereka,” papar Ardiyan lagi.
Yang mengejutkan, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo berkenan hadir di acara pembukaan disertai Kapolres Surakarta, Kombes (Pol) Ahmad Lutfi dan meminta agar tahun depan dibuat dengan skala lebih besar, koleksi lebih lengkap serta persiapan yang matang. Satlantas Polres Surakarta juga menjadikan Burnout sebagai ikrar bersatunya komunitas otomotif Solo dalam hal safety riding yang dilanjutkan dengan city rolling. Beberapa klub ikut mendukung gelaran ini, mulai Kutu Community, Iron Buffalo,MAC, PPMKI dan sebagainya.
Dengan hanya membayar Rp 2.000 sebagai pengganti parkir, tercatat 5.000 motor dan 700 mobil memenuhi area parkir Stadion Manahan untuk menyaksikan kreasi custom culture Solo. Di dalam arena show, 90 motor custom dan klasik, 35 mobil klasik dan hotrod, 17 sepeda menjadi tontonan yang menarik, selain pengunjung bisa berjingkrak menikmati rock n roll, potong rambut di barber shop termasuk teater dari Fisip UNS.
Tanpa baliho dan publikasi besar-besaran, hanya memanfaatkan sosial media, Burnout Solo 2015 telah menjadi momentum pergerakan para penggiat otomotif dan juga seni di Kota Solo.”Sekarang masih 80% dari Solo pesertanya, sisanya Jogja dan Semarang termasuk Gearhead Monkey, Studio Motor dari Jakarta. Kita masih mencari format baru untuk cakupan yang lebih luas lagi. Mohon dukungannya,” pungkas Ardiyan. (Arif/nm)
[…] – Antusias para penggiat kustom kulture di Solo menggeliat saat event perdana Burnout Solo 2015 lalu. Dan kini, Burnout Solo 2016 kembali siap membakar pada 3 September 2016 di Sentra […]