NaikMotor – Lama dinanti Astra Honda Motor (AHM) akhirnya mempersilahkan media mencoba Honda PCX Hybrid 150. Sama seperti beberapa model lain yang sudah meluncur, penjajakan dilakukan di halaman parkir JiExpo, Kemayoran.
Tampilan dan fitur PCX Hybrid boleh dibilang hampir sama seperti model standar. Soal posisi duduk, kenyamanan, handling serta yang berurusan dengan aerodinamika pada dasarnya sama seperti PCX biasa rakitan pabrik AHM Sunter.
Sebelum menjajal PCX Hybrid harus dipahami sistem hibrid di motor berbeda dengan mobil. Jika mobil lebih berperan untuk menekan konsumsi BBM, maka di PCX lebih sebagai alat bantu akselerasi meski juga sedikit pengaruh pada BBM.
Pada PCX Hybrid, selain mesin bakar Honda menambahkan baterai lithium ion berkapasitas 4 Ah dengan daya output 50,4 V. Baterai itu jadi sumber tenaga motor assist atau motor listrik yang menghasilkan tenaga tambahan ke mesin.
Motor listrik tersebut berkerja untuk menambah tenaga bukan menggerakkan roda. Biasa disebut Hybrid Parallel lantaran keduanya, yakni motor listrik dan mesin bekerja bersamaan tapi tidak bisa bergerak terpisah (individual).
Perbedaan PCX Hybrid dengan PCX biasa terletak di instrument cluster. Di PCX Hybrid ada indikator baterai yang dibagi dalam 5 bar (batang) sejajar. Indikator ini menunjukkan jumlah kekuatan baterai, makin penuh makin bagus dan sebaliknya.
Berbeda dengan versi standar, PCX 150 Hybrid memiliki mode berkendara yang terletak di pangkal stang kiri. Ada tiga model pilihan berkendara yang dapat dipilih, yakni Drive Mode (S), Sport Mode (S) dan Idling Mode.
Drive Mode atau Mode D merupakan mode standar yang berkerja saat motor dinyalakan. Dalam mode ini, sistem hibrid sudah berkerja untuk meningkatkan performa namun energi yang dialirkan tidak terlalu besar karena dibuat lebih smooth.
Mode S atau Sport Mode jika ingin merasakan akselerasi yang lebih responsif dibandingkan mode D. Sedangkan Idling Mode jika ingin menghentikan fungsi dari fitur Idling Stop System (ISS) tapi masih dapat tenaga sama seperti mode D.
Meski trek dadakan yang dibuat tidak terlalu panjang, saya dapat merasakan torsi PCX Hybrid yang lebih galak dari PCX biasa. Saya start dari posisi diam dan mencoba dua mode yakni Mode D dan Mode S secara bergantian tiap lap.
Saat gas diputar cepat terasa lonjakan tenaga yang lebih besar. Namun sensasi itu hanya sebentar dan terasa di rpm bawah tidak lebih dari 3.000 rpm karena Motor Assist yang bertugas memberi tenaga tambahan hanya bertahan selama 3 detik.
Saat saya lihat indikator mencapai 60 km/jam sensasinya sudah tidak berasa. Jika kemudian ditanya berapa perbandingannya dari versi standar saya belum bisa jawab. Pertanyaan seperti ini mesti dilakukan saat test ride dan diukur dengan racelogic atau alat lain.
Kesimpulan
Untuk sebuah teknologi baru, banderol PCX Hybrid lebih mahal hampir Rp 10 juta dari PCX biasa. Tentu motor saja ini bukan buat mereka yang hanya ingin tampilan PCX standar, tapi kepingin yang benar-benar baru dari segi fitur.
Honda mengatakan tenaga tambahan dari Motor Assist bisa menyalurkan power sampai 1,4 kW dan torsi 4.3 Nm. Selain itu sistem hibrid yang mulai dikembangkan tahun 2015 ini juga mampu menekan angka konsumsi BBM sampai 2,2 persen.
Sekilas memang tidak terlalu signifikan, namun patut dipahami ini adalah generasi awal. Tambahan tenaga sampai 1,4 kW dan torsi 4,3 Nm bakal terasa nanti saat motor dibawa jalan sesungguhnya di jalan raya, boncengan atau saat tanjakan.(Agl/nm)