NaikMotor – Andrea Dovizioso meluncurkan buku otobiografi bertajuk “Asfalto” kata dari bahasa Italia yang berarti “aspal”. Buku ini rilis tidak lama setelah Jorge Lorenzo juga meluncurkan buku “Lo que aprendí hasta los 30”.
Runner up MotoGP musim 2017 itu mengatakan, judul “Asfalto” merupakan pernyataan tiga kali juara dunia yang saat ini menjabat sebagai pelatih balap Valentino Rossi, Luca Cadalora yang menyebutnya sebagai warna aspal.
“Aku adalah sosok yang tak terlihat. Hanya sebuah angka. Aku ada tapi tak ada. “Kau, Dovi, kau adalah warna dari aspal”, ujar Luca Cadalora kepadaku suatu kali. Ia benar: orang-orang tak melihatku,” tulis Andrea Dovizioso lansir GPOne.
Lewat buku ini Andrea Dovizioso nyatanya sadar betul kekuatannya di persaingan MotoGP. Berkat gebrakannya tahun lalu kini mata dunia mengarah padanya. Sesuatu yang sangat berbeda sejak ia menjalani debut di MotoGP pada 2008.
Selama ini ia dianggap sebagai underdog bahkan bukaan hanya dirinya tapi juga Ducati. Perlahan keduanya mulai menapak ke jalan yang benar. Buku ini pun bukan hanya cerita sukses Dovi tapi juga motivasi dirinya di dalam kejuaraan.
Dovi menggambarkan dirinya tak terlalu dianggap oleh orang lain, dimana ia hanya ingin meraih hasil tanpa harus berusaha keras jadi ikon balap. Dovi selama ini memang dikenal sebagai sosok yang kalem baik di dalam maupun di luar lintasan.(Agl/nm)
Berikut beberapa petikan Dovi di buku Asfalto:
Jika kamu adalah seseorang yang hidup dengan berpacu dan putus asa mencari hasil tetapi tidak menang, ditambah kamu adalah seorang introvert yang ingin menjadi seseorang dan bukan karakter, kamu tidak diperhatikan.
Saya tidak menang, tetapi saya tidak kalah secara dramatis: Saya ada di sana, semacam terbuang dan bingung, seperti mereka yang di pesta tapi saya tertutup permadani.
Sekarang saya mengatakan bahwa itu normal dan dalam arti tertentu memang itu aturan permainannya. Tapi untuk waktu yang lama saya merasa disalahpahami.
Butuh waktu bertahun-tahun memahami bahwa bagi orang seperti saya untuk mencapai suatu sistem yang bahkan tidak mengenali saya. Intinya hanya satu: tetap apa adanya, memiliki satu wajah, dan tetap transparan.