Jakarta(naikmotor) – Sudah 10 bulan ini, Shinta Utami, 30 tahun, berkeliling Indonesia, Sarawak dan Brunei. Shinta memulai perjalanannya dari PekanBaru, Riau sejak 4 Oktober 2014 lalu.
Perjalanan berkeliling Nusantara dengan sepeda motor yang dimodifikasi khusus tentu bukan hal mudah. Sebab, Shinta penyandang disabilitas. Pada usia 4 tahun salah satu kakinya terserang polio, penyakit yang membuat otot anggota tubuh layu tak bertenaga. Tetapi hal itu tak menyurutkannya untuk menjelajah Indonesia hingga Negeri Jiran.
Shinta selama menjelajah hanya ditemani skuter matik Honda Scoopy yang dimodifikasi menjadi skuter matik 4 roda. “ Motor itu hasil karya Om,” ujar guru sebuah LSM yang mencarikan beasiswa bagi anak kurang mampu itu tanpa merinci mekanikalnya lebih lanjut. Memang skuter matiknya itulah yang semakin membulatkan tekadnya menjelajah sekaligus memenuhi hobby travelling sarjana Psikologi itu.
Shinta saat ditemui di pelatihan keselamatan berkendara khusus untuk pengemudi Go-Jek oleh Rifat Drive Labs di Pondok Cabe Rabu (7/7/2015) menyebutkan, “ Tujuan saya berkeliling Nusantara dalam rangka menjadi inspirasi bagi siapa pun, bahwa cita-cita bisa dicapai meski menyandang disabilitas sekalipun, “ sebut Shinta. Selain itu Shinta bertekad untuk mencatatkan dirinya pada Musium Rekor Indonesia (MURI).
Perjalanannya memang nyaris tanpa gangguan berat, hanya saja motornya pernah mogok di Palopo, Shinta menitipkannya di Kantor Polisi. Dan kendala kondisi jalan yang sering menyebabkannya kehilangan traksi dan knalpot terlepas.
Pengalaman yang paling mencekam hanya menjelang Palu. Polisi di sana tak seramah daerah lainnya, maklum Polisi menjadi sasaran teroris Poso, bahkan ketika Shinta tiba baru saja ada kejadian warga sipil yang tertembak.
Tak ayal, semua identitas dan barang bawaannya diperiksa detail. Pemeriksaan ketat itu dialaminya juga hingga perbatasan kota, bahkan di Pos Polisi yang terpencil.
Kejadian berikutnya ketika tiba di Minahasa, saat sedang lapar berat dan mampir di sebuah warung makan, yang terhidang adalah tikus dan daging hewan “tak lazim” lainnya. Seketika selera makannya hilang.
Kini Shinta tinggal menyelesaikan rute Banten, Lampung, Bengkulu, Padang, Tanjungpinang, Medan dan Aceh. Telah kurang lebih 18.000 km ditempuhnya.
Untuk informasi detail perjalanan Shinta Utami bisa dilihat di: www.limitedwithoutlimits.com. (Afid/nm)
Rute yang telah ditempuh:
*Pekanbaru-Jambi-Palembang-Bangka-Belitung-Jakarta
*Pontianak-Kuching-Sibu-Miri-Brunei-Kinabalu-Sandakan-Tawau-Tarakan-Tanjung Selor-Berau-Samarinda-Balikpapan- Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin
*Makassar-Bone-Kolaka-Kendari-Kolaka-Malili-Toraja-Mamuju-Palu-Gorontalo-Manado-Bitung
*Ternate-Sofifi-Meda
*Sorong-Waesay-Sorong-Manokwari-Jayapura-Eamena-Merauke-Ambon
*Lombok-Sumbawa-Lembata-Alor-Kupang-
*Surabaya-Madura-Bali-Jogja-Solo-Semarang-Jakarta
[…] Featured: The Borneo Post, Kemlu, Detik, Jakarta Post, Metro TV News, Naik Motor, Kompas, Kompas 2, Kompas 3, Yahoo […]
sinta hebat inget tidak ama pak jaka di LPTI dulu