NaikMotor — Meski tidak sejauh pada hari pertama, jalur hari kedua MAT7 yang hanya menempuh total jarak ± 80 KM cukup membuat keringat para peserta berkucuran deras. Jalur ekstrem yang disajikan MAT7 tak ayal mengakibatkan para pecinta adventure trail mulai berjatuhan.
Sejak start dari Desa Kiram, Banjarbaru pada jam 10.00 WIB para peserta masih menampakan semangat yang berapi-api untuk mencoba melahap rute yang akan dilalui. Masih dalam kawasan Desa Kiram, jalur awal yang dilalui pun masih memanjakan peserta dengan lintasan yang berada di lereng pegunungan dengan pemandangan yang cukup menyejukan mata.
Namun saat memasuki kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam yang mengharuskan para kroser menjinakkan Tanjakan Mual, jalur ini tidak bakal dilupakan oleh para kroser yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Pasalnya tanjakan ini memiliki tingkat kesulitan yang sulit, karena didominasi oleh bebatuan. Apalagi tanah di wilayah ini banyak mengandung Kromit yang menambah jalur yang dilalui makin licin.
Banyak peserta yang berjatuhan saat mencoba melibas tanjakan ini. Bukan hanya kemampuan tunggangan yang mumpuni, namun ketahanan fisik dan konsenterasi para kroser sangat dibutuhkan. “Treknya parah, ini seperti hajinya para trabas, kalau kuat melalui jalur ini berarti dia memang petualang.” ucap Kombo, kroser asal Pati, Jawa Tengah.
Menurutnya tanjakan seperti ini tidak akan digunakan di Jawa Tengah, karena pasti macet. Di daerah asalnya yang dipakai tanjakan tinggi dengan tanah, kalau tanjakan berbatu pasti dilewati. Pria yang menunggangi KTM 350 Argentina mengaku fisik digenjot habis di hari kedua ini, padahal masih banyak rute yang harus diselesaikannya. Namun ia mengakui akan langsung ke tempat finish dan tidur di hotel untuk mengumpulkan tenaga untuk jalur hari ketiga.
Dari pantauan naikmotor.com di pos makan yang berada tak jauh dari Tanjakan Mual, banyak para kroser yang sedang beristirahat dan tidak melanjutkan rute selanjutnya. Kebanyakan dari mereka langsung bergerak ke titik finish di Kantor Gubernur Kalimantan Selatan.
Hal ini pun diamini oleh salah satu panitia yang berada di pos makan. Menurutnya dari pos makan para peserta seharusnya melalui trek yang cukup menantang lagi. Karena melihat kondisi fisik para kroser dan waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya jalur tersebut ditutup.
“Jalur selanjutnya tidak memungkinkan dilalui para peserta akibat tadi malam diguyur hujan, trek makin licin. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dan melihat fisik peserta, jalur ini kami tutup,” tegasnya.
Dari wawancara naikmotor,com dengan peserta, mayoritas menyatakan jalur ini sangat edan dan menguras tenaga. Namun mereka menyatakan sangat puas bisa mencoba rute ini meski tidak menyelesaikan secara keseluruhan.
“Jalurnya tanjakan luar biasa, sempat dua kali dibantuin penduduk setempat supaya bisa melewati jalur tanjakan ini. Karena jalurnya licin dan nga bisa dipaksa. Capek tapi seru jalurnya,” Ahmad Fahmi, dari kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Pengalaman melewati batu licin yang berada di kiri kanan lereng pegunungan dan mengerihkan menjadi pengalaman yang tidak dilupakan dan berkesan bagi kroser yang mengendarai KTM 350 2015. “Alhmdulillah motornya fit meski treknya berat, ini sangat berkesan. Mungkin bisa satu bulan belum lupa pengalaman ini,” tutupnya. (YA/ NM)