Jakarta (naikmotor) – Bensin sudah menjadi kebutuhan utama saat berkendara. Tetapi boleh jadi sebagai pengguna bensin, banyak yang hanya mementingkan harga murah semata, bukan spesifikasi bensinnya, atau mengenai RON-nya (Research Octane Number).
Padahal RON sebenarnya menentukan optimalnya kerja mesin pembakaran dalam sepeda motor. Bensin merupakan senyawa hidrokarbon, atau rantai kimianya terdiri dari hidrogen (H) dan karbon (C).
Di dalam silinder mesin, bensin dikompres dan dibakar, agar menghasilkan energi pendorong piston dan memuntir crank untuk menggerakkan sepeda motor.
Setelah energi (panas) dihasilkan, maka sisa reaksi seharusnya berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Namun karena udara yang masuk tidak hanya oksigen saja, dan juga kondisi mekanikal mesin beragam, emisi bisa saja berupa gas berbahaya seperti karbonmonoksida, NOx, dan sisa hidrokarbon yang tidak terbakar.
Kembali soal RON atau umum disebut oktan saja. Sebenarnya dalam bensin terdapat dua gugus kimia hidrokarbon penting yakni Oktana (C8H18) dan Heptana (C7H16) yang mempunyai sifat sama mudah terbakar, tetapi berkarakter berbeda.
Oktana tahan terhadap tekanan tinggi, sedangkan heptana mudah terbakar spontan pada tekanan tinggi. Sehingga semakin tinggi oktan bensin berarti kandungan oktana semakin besar dibandingkan heptana dalam volume tertentu bensin, dan semakin tak mudah terbakar dini akibat kompresi tinggi.
Misalnya RON88 atau bensin premium boleh dikatakan memiliki oktana 88% dan heptana 12%, demikian seterusnya. Saat ini seiring waktu, mesin cenderung semakin tinggi rasio kompresinya, semua dilakukan demi efisiensi dan optimalisasi penggunaan energi minyak bumi yang suatu saat akan habis.
Kenyataannya pun sudah banyak produk sepeda motor yang mempunyai rasio kompresi di atas 9:1, seperti Honda Beat FI misalnya dengan 9,2:1 yang sebenarnya butuh bensin beroktan di atas 88, (lihat tabel di bawah).
Jika oktan tak sesuai akan terjadi pembakaran dini hingga menyebabkan detonasi atau knocking, Piston bisa mengalami kerusakan seperti bopeng pada permukaan, batang piston bengkok. Penumpukan kerak pada ruang bakar. Emisis gas buang yang berbahaya meningkat. Dan tentunya semua itu akan menyebabkan biaya perawatan yang besar. (Afid/nm)
Tabel
Bensin Oktan Rasio Kompresi
——————————————————-
Premium 88 7:1-9:1
Pertamax 92 9:1-10:1
PertamaxPlus 95 10:1-11:1
berbicara hal harga, jika premium yang notabene di subsidi sehingga harganya lebih murah. namun memiliki oktan paling rendah. apabila tidak di subsidi apa ya harganya tidak juga paling murah dan kira-kira harga yang pantas berapa ya ?