Assen (naikmotor) – Kemenangan Valentino Rossi di MotoGP Assen, Belanda (27/6), bisa dikatakan sebagai kemenangan Rossi dengan menerapkan strategi dadakan alias skenario dadakan. Sementara Marc Marquez yang mengaplikasi strategi klasik, ternyata harus mengalah.
Lalu mengapa strategi yang diaplikasikan Rossi adalah skenario dadakan? Bukankah ini cukup berbahaya bagi kedua pembalap atau salah satu yang akan merugi? menarik untuk mengulasnya.
Mungkin harus mengawalinya dari pemilihan strategi kompon ban di awal balapan. Baik Rossi maupun Marquez, semuanya mengaplikasi strategi penggunaan kompon ban depan yang berbeda. Rossi pakai kompon ban lunak dan Marquez pakai kompon ban medium.
Asumsi Rossi dan kebanyakan pembalap di urutan terdepan menggunakan ban kompon lunak karena memang faktor cuaca yang mengindikasikan adanya penurunan temperatur. Namun pada saat balapan, kondisi cuaca justru membaik dan temperatur naik. Alhasil Rossi yang pakai ban lunak lebih cepat kehilangan grip sehingga momentumnya di zona pengereman di lap terakhir semakin buruk.
Hubungannya dengan strategi dadakan yang diaplikasi Rossi, karena Ia tahu bahwa kemungkinan buruk yang akan terjadi adalah Marquez menyusulnya sebelum chicane terakhir menjelang garis finish. Satu-satunya cara bagi Marquez untuk mengambil peluang menang adalah mengambil jalur sebelah dalam.
Strategi ini merupakan strategi klasik yang sudah pernah Ia lakukan pada Jorge Lorenzo di MotoGP Jerez beberapa tahun lalu. Jadi pembalap yang berada di sisi sebelah luar jadi momentum untuk melakukan pengereman bagi pembalap yang berada di jalur dalam.
Mengapa bukan dari sebelah luar? jelas ini melanggar dan Marquez bisa kena sanksi. Karena Ia kemungkinan justru memotong jalur dan memanfaatkan posisi finish di urutan pertama. Sementara Rossi tak memanfaatkan apa-apa karena memang posisinya sudah berada di depan.
Bagaimana dengan klaim Marquez yang menyatakan bahwa Ia sudah berada di jalurnya dan Rossi yang justru memotong? Sebenarnya ini hanya asumsi saja. Lantaran posisinya belum berada di depan Rossi. Ceritanya akan berbeda jika Marquez sudah lebih dulu masuk ke tikungan, kemudian Rossi dengan sengaja mengambil jalur yang sama agar terpental ke gravel.
“Saya hanya mengambil pelajaran motocross dari Rossi di MotoGP Assen,” beber Marquez singkat usai balap. Tentunya ini bernada kekecewaan karena strategi klasiknya tak berhasil.
Rossi sendiri pernah menganggap bahwa memang tidak mudah menghadapi pembalap-pembalap muda bertalenta besar seperti Marquez. Melawan atau mengalahkan pembalap muda ini memang harus pakai strategi cerdas agar tidak ikut dalam permainan mereka. (Spy/NM) Foto: Dorna MotoGP