NaikMotor – Usai merilis harga pre-order Royal Enfield Himalayan seharga Rp 93 juta, PT Distribusi Motor Indonesia (DMI) sudah membuka sesi test ride di show room. Nah, begini rasanya impresi pertama test ride Royal Enfield Himalayan yang bergenre adventure.
DMI sudah mengungkap sosok Himalayan, motor yang sudah dipajang di GIIAS 2016 namun baru resmi diperkenalkan tahun ini dengan cara pre-order. Irwansyah Said, Head Sales & Marketing PT Distributor Motor Indonesia (DMI). Telah membenarkan soal pemesanan Himalayan dan kuota pertama sebanyak 80 unit.
Penasaran dengan performanya, kami mendatangi showroom PT DMI di Pejaten untuk mencicipinya. Sayang, karena terbentur dengan ketersediaan unit, kami hanya menjajalnya di sekitaran showroom.
Selain dari desainnya yang berbeda dengan gaya adventure-nya. Himalayan juga menyajikan fitur di panel instrumen beragam, odometer, jam hingga kompas. Memang dirancang untuk motor petualangan.
Sosok Himalayan sepertinya dirancang untuk postur tubuh orang-orang Asia, salah satunya dari komposisi tinggi jok 800mm. Seperti terlihat jangkung, namun saat diduduki, kaki bisa menapak leluasa. Komposisi tangan memegang setang juga nyaman.
Karena terbiasa membawa motor adventure lainnya produk Jepang, kami pun langsung membuka gas spontan. Ternyata karakter Royal Enfield tidak hilang. Harus tetap diurut halus untuk sampai mendapatkan performanya. Begitu juga dengan transmisi yang mesti halus mengoperasikannya dengan tarikan kopling, tidak bisa dientak. Yang bikin kaget, getaran yang selama ini menjadi ciri khasnya tidak terlalu berasa.
“Karena mesin baru Himalayan sudah injeksi dan menggunakan balancer sehingga vibrasinya berkurang hasil pengembangan mesin karburator sebelumnya,” sebut Ricky dari divisi teknik PT DMI. Ia juga mengungkapkan kalau Himalayan memang dirancang untuk penggunaan adventure dari komposisi frame termasuk suspensi belakang.” Konstruksi monoshock-nya menganut sistem linkage dengan jarak travel 180mm,” tambah Ricky. Frame-nya menggunakan half duplex split cradle yang dipentukan untuk ketahanan motor di berbagai kondisi jalanan. Kekokohan frame ditunjang oleh roda depan berdiameter 21″ serta belakang 17″ untuk bisa menaklukan trek serta jarak terendah ke tanah 220mm.
Karena keterbatasan lokasi, kami hanya mencoba handlingnya di seputaran showroom dengan meliuk-liuk sekalian menerjang gundukan yang ada. Ternyata Himalayan termasuk enteng untuk sekelas motor adventure 411cc yang basisnya motor klasik. Dengan jarak sumbu roda 1.465mm, Himalayan terbilang bersahabat diajak bermanuver di trek sempit ditambah dengan bobot 190kg.
Yang patut diacungi jempol juga kaki-kakinya empuk ketika kami mengarahkan ke gundukan yang ada dan sedikit coba ‘menerbangkannya’. Jadi, impresi pertama test ride Royal Enfield Himalayan cukup menggoda kami untuk bisa membawanya jauh ke alam terbuka. Kapan nih? (Arif/nm)