NaikMotor – Hafizh Syahrin mencetak sejarah sebagai pembalap Asean pertama yang akan berlaga di MotoGP. Menilik kiprah pembalap Indonesia termasuk skuad Astra Honda Racing Team (AHRT), maka masih butuh waktu untuk sampai level tersebut.
Toshiyuki Inuma, President Director AHM mengakui Malaysia berada di depan Indonesia. Untuk itu saat ini AHM bersama AHRT lebih fokus mempersiapkan infrastruktur supaya pembalap Indonesia punya pondasi yang kuat sebelum berlaga di kompetisi lebih tinggi.
“Malaysia akan jadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang mampu mengirimkan pembalapnya bertarung di MotoGP. Memang jika kita melihat faktanya, dibandingkan kita, riset Malaysia lebih cepat dalam mengikuti ajang balap internasional,” buka Inuma.
“Akan tetapi di Honda sendiri kami berusaha terus mengembangkan program supaya rider kita bisa ada disana. Berbagai program yang kami buat mulai Astra Honda Racing School (AHRS), dan mengirimkan pembalap ke berbagai kejuaraan adalah bagian salah satu rencana besar kami,” katanya.
“Tentu saja jika mereka bisa menjadi juara maka itu pencapaian yang luar biasa. Tapi yang kami ingin adalah mereka mencoba sendiri kejuaraan level dunia. Semoga mereka akan tetap mencoba jadi yang terbaik, agar akhirnya siap mengikuti MotoGP,” jelas Inuma.
Anggono Iriawan, Senior Manager Safety Riding & Motor Sports AHM ada tiga kriteria untuk jadi pembalap tangguh yakni skill, fisik dan mental. Soal skill ia mengaku pembalap Indonesia punya skill yang cukup, kelemahannya ada di fisik dan mental.
“Terutama mental. Skill cukup, tapi bertarung dengan pembalap Eropa butuh mentalitas yang kuat. Bisa ditanya ke Alberto Puig (Manager Repsol Honda) bahwa skill anak-anak kita cukup,” kata Anggono.
“Untuk fisik kita terus perbaiki. Kemarin kita medical check up, motor kan punya spek, tubuh juga sama. Orang juga bisa ditingkatkan. Kita ukur kemudian kita tingkatkan dengan latihan intensif. Latihan yang lebih keras agar fisiknya semakin bagus,” pungkasnya.(Agl/nm)
