Jakarta (naikmotor) – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W tetap berkomitmen mengirimkan tiga pembalapnya, Dedi Kurniawan, Adhi Candra dan Andreas Gunawan meski sempat bermasalah di seri Sentul kemarin ke seri sisa Suzuki Asian Challenge 2015.
Bertempat di kantor pusat SIS di Pulo Gadung, Jakarta, hari ini, Rabu (17/6), ketiga pembalap yang ditemani wakil keluarganya memberikan klarifikasi mengenai mangkirnya ketiga pembalap di saat kualifikasi SAC ARRC Sentul 2015.
Seperti diketahui, Ketiganya mendapat teguran keras dari pihak promotor ARRC karena dianggap memiliki attitute yang jelek. Beruntung, pihak IMI dan promotor kemudian mengabulkan permohonan maaf mereka hingga akhirnya bisa tampil di race kedua SAC Sentul.
Menurut Giri S. Triatmojo, GM Strategy & Planning SIS, ketiganya sudah mengakui kesalahan mereka dan sekarang ada klausul yang telah disepakati bersama dalam kaitannya dengan kerjasama sponsorship.
“ SAC adalah balapan amatir antarbangsa dan pihak Suzuki mengantarkan profesi mereka ke jenjang internasional. Pertimbangan kita adalah mereka usia muda dan terbukti potensial, karenanya hari ini kita buat kesepahaman lebih detail lagi disaksikan para wakil dari orang tuanya yang mendukung mereka berkiprah di seri sisa SAC di Suzuka Jepang dan Buriram Thaliand,” jelas Giri.
Menurut Giri, dalam pertemuan dengan mereka, ada kesalahpahaman dalam memahami hubungan kerjasama antara pihak Suzuki dan pembalap termasuk ada oknum yang turut memengaruhi sikap mereka.”Kita memahami manner dan attitude mereka masih perlu dibimbing dengan usia yang masih belia. Dengan kejadian ini, kami harap mereka bisa belajar banyak mengenai aturan-aturan kerjasama dengan pihak sponsor,” tambah Giri.
Sementara ketiga pembalap Suzuki, Dedi Kurniawan, Adhi Candra dan Andreas Gunawan mengakui telah melakukan kesalahan dengan mangkir dari event serta memberikan statement yang telah membuat nama Suzuki tercoreng termasuk keterangan yang simpang siur di media.
“Kita sudah melupakan hal tersebut dan fokus ke seri berikutnya di Suzuka dengan melakukan persiapan fisik dan mempelajari sirkuit untuk bisa membawa Indonesia menjadi juara Asia. Kita memiliki keuntungan karena bertiga dibanding negara-negara lainnya, karena itu kita harusnya bisa berstrategi di trek untuk menang,” jelas Andreas. (Arif/nm)