NaikMotor — Banyak para pengendara motor saat ini yang masih belum mengetahui keberadaan dan fungsi fasilitas pejalan kaki, yang notabene untuk melindungi masyarakat serta penyandang disabilitas di trotoar yang nyaman dan berkeselamatan.
Apalagi trotoar yang diperuntukan untuk pejalan kaki sering kali diserobot oleh para pengendara motor. Bukan hanya di kota besar seperti Jakarta yang tingkat pendidikan para pengendara motornya cukup tinggi, penyerobotan ini juga terjadi di daerah-daerah lainnya.
Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2017 yang baru dihelat beberapa waktu di Jakarta oleh Adira Insurance mencoba menyosialisasi fasilitas pejalan kaki melalui Pemerintah Kota dan Kabupaten yang menjadi peserta IRSA 2017.
Mengusung tema Road Safety for Humanity, IRSA 2017 mengaplikasikan tema ini menjadi salah satu atribut penilaian pada kategori Excellent City, yaitu fasilitas pejalan kaki untuk masyarakat serta penyandang disabilitas yang nyaman dan berkeselamatan.
“Melalui IRSA, kami ingin mendorong pemerintah daerah untuk memenuhi serta menyediakan fasilitas pejalan kaki yang nyaman dan berkeselamatan bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas,” kata Julian Noor, Direktur Utama Adira Insurance.
Ada tiga fasilitas untuk penyandang disabilitas di trotoar yang masih belum diketahui keberadaan dan fungsinya oleh para pengendara motor.
1. Guiding Block
Yaitu tanda yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas khususnya untuk tunanetra. Hal itu diterapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 Tahun 2006 tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan dan lingkungan.
Selain di Stasiun, garis kuning ini sering ditemukan di trotoar, perkantoran , terminal dan fasilitas umum lainnya. Ada 2 macam bentuk dari Guiding Block ini;
- Garis Kuning berbentuk panjang, untuk menandakan mereka aman untuk berjalan.
- Garis kuning berbentuk bulat-bulat yang menandakan bahwa mereka harus berhenti.
2. Portal S
Merupakan fasilitas pada trotoar yang bentuknya seperti huruf “S”. Fasilitas tersebut terbuat dari bahan steinles dan ditempatkan pada ujung-ujung bagian trotoar. Bentuk portal yang menyerupai hutuf “S” ini dimaksudkan agar fasilitas itu bisa menghalangi para pengendara tidak dapat melewati trotoar. Namun tetap dapat mengakomodir para penyandang disabilitas yang ingin melewati trotoar tersebut, khususnya pengguna kursi roda.
3. Ramp
Adalah lantai yang sengaja dibuat miring sebagai pengganti tangga. Ramp merupakan alternatif rute atau jalan yang dipakai sebagai akses bagi penyandang disabilitas, lansia dan orang-orang yang tidak bisa menggunakan tangga sehingga mudah untuk naik ke tempat yang lebih tinggi.
Bagi pengendara motor yang membaca tulisan ini, apalagi yang sering menyerobot trotoar mulai saat ini mari budayakan tertib trotoar. Dengan menghormati pejalan kaki dan penyandang disabilitas di trotoar berarti anda adalah biker yang satun. (YA/ nm)