Solo (naikmotor) – Honda Modif Contest 2015 seri Solo sukses digelar di Benteng Vastenburg kemarin (31/5) dengan menjaring 131 kontestan.
Di luar 131 kontestan yang ikut, banyak modifikator yang akhirnya harus gigit jari karena tidak bisa mengikuti ajang bergengsi tersebut. Ada sekitar 12 motor yang tidak diloloskan ke arena scrutineering karena mereka terlambat mendaftar.
Panitia secara tegas menolak mereka untuk memberikan tempat di kontes untuk memberikan pelajaran bagaimana sikap respect terhadap aturan yang ditegakan. Sekali lagi, Honda Modif Contest bukan sekadar menjaring peserta, namun juga mengajarkan soal kedisiplinan waktu, apalagi yang datang telat berasal dari daerah sekitar Solo.
“ Kita harus menghormati peserta lain yang sudah bekerja keras untuk datang lebih awal, ini hanya hal kecil yang ingin kita ajarkan ke kontestan di HMC,” tukas Aan Fikriyan, koordinator kontes Honda Modif Contest 2015.
Mengikuti Honda Modif Contest 2015, bukan hanya bicara soal menang atau kalah, tapi lebih dari itu adalah ajang pembelajaran, sharing dan diskusi antarmodifikator termasuk dengan para juri yang memiliki background dalam hal rancang bangun kendaraan.
Judhy Goutama, Senior Manager Brand Activation PT Astra Honda Motor, mengamini bahwa Honda Modif Contest 2015 digelar untuk mengedukasi para modifikator dari berbagai sisi.
“Kita ingin mereka tumbuh dan belajar dengan semangat modifikasi Honda yang mengedepankan soal disiplin, attitude dan tentunya skill mereka bertambah melalui berbagi ilmu bersama para juri,” ujar Jhudy.
Esensi dari kontes yang dibangun oleh HMC 2015 adalah bagaimana belajar menghasilkan karya modifikasi yang dibangun atas kreativitas, ide, inovasi, craftmanship, finishing yang baik.
“Mari kita berdiskusi, kalau modifikasi itu bukan sekadar radikal, ekstrem tapi bicara juga pemilihan material, teknik pengerjaan, fungsi dan orisinalitas bukan menjiplak ,” jelas Lulut Wahyudi, ketua Dewan Juri HMC 2015.
Para modifikator Solo yang menyambut antusias HMC 2015 terbukti banyak memanfaatkan momen ini untuk berdiskusi dengan para juri. Mereka tidak sungkan untuk menanyakan bagaiman kiat-kita memodifikasi motor.
” Kalian boleh tanya ke saya apa saja, kalau mau tahu soal material dan teknik rancang bangun silakan ke Pak Nefo atau yang mau tahu soal detailing termasuk soal grafir dan finishing ada Kang Indra Pranajaya. Ini kesempatan emas untuk kita sama-sama maju dan bangun dunia modifikasi Indonesia,” sebut Lulut.
Menurut Amirul Nefo, salah satu juri yang memiliki background desain produk, Solo memiliki ciri khas tersendiri dalam hal craftmanship.” Mereka sudah bisa memilih material baik melalui media plastik maupun metal, teknik pengerjaannya juga terlihat rapi hanya finishing yang perlu ditingkatkan, “ jelasnya.
Sementara Indra Pranajaya melihat, modifikator Solo belum berani berekspresi dalam finishing untuk motor-motor di atas 2006.” Justru yang berimprovisasi motor-motor di kelas 2006 ke bawah, padahal bidangnya sangat luas untuk dieksplor, contoh kecil dalam pemilihan baut yang sering dilupakan mereka,” imbuh senior Bikers Brotherhood MC ini.
Honda Modif Contest Solo 2015 terbukti diapresiasi oleh para penggemar modifikasi di Jawa Tengah, mereka bisa menerima hasil yang diputuskan Dewan Juri tanpa melakukan protes sedikitpun dan terpenting banyak menerima ilmu soal teknik modifikasi.
“ Sebuah kompetisi yang menyenangkan karena dewan juri bersedia untuk berbagi ilmu dan sharing sehingga suasana lebih akrab. Semoga pesertanya bisa bertambah lagi tahun depan,” ujar Benny Zuliansyah, juara kelas FFA di bawah 2006 dari Purwokerto.
Bukan melulu soal kontes, HMC Solo 2015 juga memberikan ruang kepada para kreatif muda Solo untuk berekspresi seperti komunitas sepeda BMX dan pelaku entertainment yakni para DJ.
Penampilan para DJ Yasmin yang menutup rangkaian HMC Solo 2015 berhasil mengguncang Benteng Vastenburg dengan mengajak pengunjung yang hadir bergoyang mengikuti beat-beat musik dinamis hasil racikannya. (Arif/nm) Foto: Arif