NaikMotor – Tim Furukawa Battery Indonesia di ajang AXCR 2017 Thailand melebihi target yang dibebankan dengan masuk 5 besar di kategori motor dan meraih peringkat kedua secara keseluruhan tim. Salah satunya kuncinya karena menggunakan motor sendiri. Nah, bagaimana proses pengiriman motor keluar dan masuk Indonesia oleh JNE, sebagai penyedia jasanya yang ikut mendukung tim Indonesia.
Baru pertama mengirimkan motor keluar negeri melalui fasilitas ATA Carnet dari Kadin, ternyata proses pengiriman motor keluar dan masuk Indonesia oleh JNE terbilang sederhana,jauh dari kesan ribet.
Karena yang dikirimkan adalah motor balap atau kompetisi, statusnya sesuai ATA Carnet adalah alat profesional atau keperluan khusus dan harus diangkut, maka semua dokumen dan jaminan dikeluarkan oleh Kadin. Hal ini akan berbeda bila motor tersebut akan digunakan untuk transportasi atau touring atau lintas negara karena dipakai di jalan, di mana harus menggunakan CPD Carnet yang dikeluarkan oleh IMI.
“ Nah, dalam jasa pengiriman barang tersebut, JNE memiliki peranan besar dalam mengurus biaya pengiriman kemudian berhubungan dokumen ke bea cukai untuk proses custom clearence. Selain itu, Kadin juga bagian dari yang tak terpisahkan dari proses ini karena yang menerbitkan ATA Carnet semacam paspor untuk keluar masuk barang kita,” sebut Rudy Poa.
Seperti halnya saat mengirim motor, si pemohon mengisi data kelengkapan list barang yang akan dikirim kemudian melaporkan ke Kadin untuk dicek harga pasaran dan pabean di negara tersebut untuk dibuatkan jaminan dan penerbitan ATA Carnet. Selanjutnya, tugas mengurus ke bea cukai dan administrasinya dilakukan oleh JNE.
Mengenai besaran pembuatan ATA Carnet, Rudy memberikan penjelasan bahwa dikenakan biaya sebesar Rp 1,5 juta untuk satu air waybill atau satu pengiriman. “Kalau anggota Kadin mendapat potongan Rp 500 ribu. Nah, biaya tersebut untuk satu pengiriman ya, kalau jumlahnya dua motor atau lebih tetap saja biaya pembuatannya sama,” tukasnya lagi.
Sementara biaya pengiriman paket oleh JNE dihitung berdasarkan berat atau volume.” Karena kita menggunakan pesawat terbang mengingat waktu, kemarin itu nilainya kurang lebih Rp 40 juta untuk satu motor PP dan dua motor totalnya Rp 60 juta. Hitungannya kalau dua motor bukan jadi Rp 80 juta, tapi didasarkan pada berat atau jumlahnya, berkas dokumennya tetap satu. Makin lebih banyak, tentunya akan lebih murah. Apalagi kalau pakai kapal laut,” tandasnya lagi.
Dalam hal kedatangan kembali ke Indonesia, pihak JNE, seperti yang diungkapkan Reza Arfandy, MBA selaku Head of Cargo Sales JNE Freight mengatakan, pihaknya akan diberikan notifikasi oleh maskapai yang membawa barang ketika tiba. “ JNE akan membuat file yakni Electronic Data Interchange (EDI) untuk kebutuhan custom clearence. Setelah bikin laporan, paling lambat 24 jam akan ada notifikasi dari Bea Cukai untuk jadwal pengecekannya. Semua dokumen ATA Carnet akan masuk jalur inspeksi. Pengecekan biasanya kurang lebih 1-2 jam termasuk stempel ATA Carnet, barang akan dikirim ke gudang JNE untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan,”bebernya.
Sementara si pemohon, akan kembali ke Kadin untuk diperikasa lagi semua dokumen pengiriman termasuk ATA Carnet-nya dari mulai keberangkatan dari Indonesia, masuk ke negara asal, lalu sebaliknya lagi. “Kadin akan mengecek juga ke negara tujuan dan akan mengirim email ke si pemohon untuk mengisi formulir permohonan pengembalian jaminan sebelumnya,” lanjut Rudy.
Jadi, bila Anda mau balapan di luar negeri dengan menggunakan motor sendiri, silakan ikuti langkah proses pengiriman motor keluar dan masuk Indonesia oleh JNE di atas karena terbukti tim Furukawa Battery Indonesia berhasil menjadi juara umum kedua keseluruhan untuk kategori motor. (Arif/nm)