NaikMotor – Hafizh Syahrin, pembalap Petronas Raceline Malaysia Moto2 terancam tidak mengikuti musim 2018. Pasalnya berhembus kabar kongsi Petronas dan Raceline pecah. Hafizh diambil Petronas melalui Talent Development Programme.
Petronas dan Raceline telah menjalin kerjasama sejak lima tahun lalu. Diawali dengan mengirimkan Hafizh ke kejuaran CEV selama dua musim (2012-2013) sebelum naik kelas Moto2 tahun 2014.
Gejala kongsi Petronas dan Raceline pecah sudah terasa sejak awal musim ini. Puncak keretakan keduanya saat musim Moto2 2017 putaran Eropa. Raceline yang dikomandani Barry Leong tidak bisa menyediakan keperluan terbaik untuk Hafizh, fatalnya motor tunggangan Hafizh pun tak mendapat layanan teknis optimal.
Padahal musim Moto2 2016, pembalap Malaysia berusia 23 tahun itu sukses berada di posisi ke 9, dengan beberapa kali berada di posisi ke-5 dalam beberapa seri. Dengan tekanan internal tadi, Hafizh kini tak mampu lagi mengulang pencapaian terbaiknya itu. Ia hanya berada di posisi ke-13 dari 50 pembalap Moto2 2017. Padahal Syahrin tengah digadang-gadang akan naik kelas MotoGP untuk musim 2019.
“Perkara ini bukan baru, sudah berlarutan sejak awal musim lalu. Hafizh tidak mendapat berbagai kelengkapan terbaik. Malah, apa yang saya ketahui dia (Hafizh) terpaksa mengeluarkan uang sendiri untuk berlatih. Hafizh terpaksa membeli motocross sendiri dan segala keperluan tersebut ditanggung olehnya,” kata sebuah sumber kepada media Kosmo! Malaysia.
“Sayangnya, prestasi Hafizh menjadi menurun akibat hal itu. Mestinya empat tahun di Moto2, Hafizh sudah harus bisa naik podium. Sepertinya kita hanya bisa menunggu, apakah kongsi keduanya akan berlanjut?” tukas sumber tersebut.
Sepanjang 12 seri Moto2 2017 berlangsung, perolehan Hafizh terbaik hanya posisi ke-8 di Belanda, dan diawal pembukaan seri Qatar, Hafizh malah gagal menyelesaikan balapan. (Afid/nm)
