NaikMotor – Salah satu kesulitan yang kerap dialami oleh tim atau pembalap Indonesia ketika mau berlaga keluar negeri adalah soal pengiriman kendarannya dari Indonesia. Nah, bagaimana cara kirim motor ke luar negeri dengan aman dan mudah? Rudy Poa, pereli tim Furukawa Battery Indonesia yang akan berkompetisi di AXCR 2017 membagi pengalamannya.
Indonesia menjadi bagian dari jaringan NIGA (National Issuing and Guaranteeing Association) atau lembaga penerbit dan penjamin Carnet. Apa itu? Carnet adalah semacam paspor atau dokumen kepabeanan dengan jaminan bea masuk dan pajak secara internasional atas barang ekspor atau impor sementara dalam jangka waktu satu tahun.
Ada dua macam Carnet yang diterbitkan, yakni ATA Carnet (Ademission Temporaire/Temporary Admission) oleh Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan CPD Carnet (Carnet de Passage on Duoane) dikeluarkan IMI (Ikatan Motor Indonesia). Apa perbedaan antara ATA Carnet dan CPD Carnet?
ATA Carnet adalah dokumen impor dan ekspor sementara untuk barang-barang keperluan pameran, alat profesional, pendidikan, keperluan pribadi wisatawan, olahraga serta tujuan kemanusiaan. Sementara CPD Carnet adalah dokumen kepabeanan internasional untuk kendaraan bermotor ( pribadi dan komersial) di negara-negara yang membutuhkan.
“ Intinya begini COD Carnet dibutuhkan jika kendaraan tersebut digunakan (dipakai) untuk lintas negara makanya dikeluarkan oleh IMI. Sementara ATA Carnet sifatnya untuk komersial, profesional equipment, pameran, olahraga atau pentas,” sebut Rudy Poa. Namun, tidak semua negara masuk berpartisipasi dalam penerbitan Carnet.
Nah, untuk kirim motor ke luar negeri dalam hal ini kaitannya dengan AXCR 2017 di Thailand oleh tim Indonesia, Rudy Poa membeberkan pengalamannya. Hal ini karena Rudy Poa dan Kadex Ramayadi menggunakan sendiri motornya dari Indonesia, Husaberg FE 250 2014 dan Husqvarna FE 250 2014.
“Dalam konteks ini kita pakai ATA Carnet karena kendaraan yang akan kita dunakan dikategorikan sebagai prosional equipment karena digunakan pameran atau lomba. Prosesnya cukup simpel sekali, kita mendata barang yang akan kita bawa termasuk dokumen kendaraan berupa nomor mesin, nomor rangka hingga tambahan kendaraan tersebut mulai ban serep, dongkrak sampai daftar spare part. Dari general list tersebut, kita diberi pilihan pengirimannya mau melalui laut, udara atau darat. Setelah itu didaftarkan jumlahnya berapa termasuk berat barang hingga nilai pasarnya, “ sebut Rudy.
Setelah barang didata dan ditimbang, pihak Kadin akan melakukan cross check ke negara tujuan dalam hal ini Thailand untuk mengetahui nilai pasarnya sebagai bahan untuk jaminan. “Setiap negara berbeda nilai jaminannya dari hasil total paket barang kita. Mereka butuh satu hari untuk mengecek ke Thailand dan dalam waktu setengah jam keluar ATA Carnet setelah kita membayar setoran jaminan tersebut ke Kadin,” ungkap pebinis dirtbike ini. Jaminan akan dikembalikan bila 100 persen dari barang yang berangkat pulang semua tidak bertambah atau berkurang.
ATA Carnet berupa folder berisi dokumen dan tiga voucher yang akan digunakan di bea cukai di negara asal dan tujuan. Dengan adanya Carnet ini banyak dokumen ekspor dan impor tidak diperlukan lagi karena sifatnya ada jaminan dan ada kerjasama dengan negara tersebut. Sebagai informasi, Thailand hanya mengakui AT Carnet dan tidak untuk i CPD Carnet makanya semua peserta AXCR menggunakan fasilitas tersebut.
“ Sementara pengiriman motor AXCR kami dihandle oleh JNE, mereka yang mengurus semua dokumen dan persyaratan dari mulai proses pengiriman dan penyelesaian ATA Carnet. Hal ini karena baru pertama kali kirim motor ke luar negeri dengan menggunakan ATA Carnet untuk kompetisi,” jelas Rudy. Mudah kan? Kalau ingin tahu lebih detail, silakan menghubungi Rudy Poa di nomor telepon 021-4202447 atau WA 081210709777 (Arif/nm)