NaikMotor – Masih dalam rangkaian hari jadi Wahana Artha Group ke-45, kini sasaran mereka untuk masyarakat berpenghasilan ekonomi rendah. Membangun rumah bagi keluarga tidak mampu menjadi prioritas Wahana Artha Group, seperti yang dilakukan di Mauk Kabupaten Tangerang, Sabtu (15/07/2107).
Head of Corporate Communication Wahana, Harmina Montang mengatakan bahwa kegiatan sosial banyak dilakukan dalam rangka merayakan HUT Wahana Artha Group tahun ini. “Aksi sosial jadi kegiatan utama jelang perayaan Wahana ke 45, mulai dari pembangunan book corner, donor darah, dan beragam kegiatan lainnya, ” jelas Harmina.
Kegiatan yang didukung oleh Yayasan Wahana Artha ini menggandeng Habitat for Humanity Indonesia. Membangun rumah bagi keluarga tidak mampu menjadi prioritas Wahana Artha Group, setelah 15 rumah lainnya berdiri di daerah Batam, Semarang, dan Mauk Tangerang. Habitat for Humanity Indonesia kini telah menambah 10 rumah di Batam, 5 Semarang dan 4 rumah yang masih dalam proses di wilayah Mauk, Tangerang.
“Kegiatan pembangunan rumah keluarga tidak mampu ini masih akan terus berlanjut hingga tahun 2019 mendatang dengan rencana penambahan rumah hingga 10 unit di Tangerang,” papar ketua Yayasan Wahana Artha sekaligus Head of Corporate Social Responsibility Wahana, Ronnal Prawira. Ditambahkannya pemilihan rumah dilakukan setelah adanya hasil pemantauan dari tim survey lapangan dalam memetakan rumah keluarga yang patut dapatkan kesempatan pembangunan.
Tidak sekadar hadir dalam prosesi pembangunan, namun sukarelawan Wahana turut aksi mulai dari penggalian pondasi, pembuatan rangka besi, hingga pemasangan bata dilakukan secara bersamaan. Berlangsung sejak pagi, 30 sukarelawan yang melakukan pembangunan tersebut berasal dari berbagai departemen baik dari Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta Tangerang, PT. Wahana Makmur sejati (WMS) maupun anak-anak usaha lainnya.
Salah seorang relawan, Livionara yang merupakan Head of Finance Wahana Makmur Sejati menyatakan, “Kami sangat senang dan bersemangat dengan kegiatan sosial semacam ini. Tidak hanya sekadar mendukung keuangan, namun kami diberi kesempatan untuk sekaligus mencoba menjadi tukang bangunannya membangun rumah. Hal ini menarik sehingga mampu menimbulkan kesan mendalam tentang sikap tolong menolong seperti ini.” (Rls/NM)
