NaikMotor – Fenomena Sunmori alias Sunday Morning Ride kini semakin populer dan menjamur di kota-kota besar. Jalanan sepi di akhir pekan menjadi hal yang ditunggu khususnya pemilik moge untuk bisa menikmati jalanan memanaskan mesin.
Sayangnya menurut Dyan Dilato, instruktur Safety Riding sekaligus Ketua Komisi Safety Riding Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sunmori sering menjadi ajang kebut-kebutan di jalan raya. Terutama motor-motor ber-cc besar yang hanya keluar saat akhir pekan.
Sebab fenomena Sunmori biasanya dilakukan secara berkelompok. Bahkan tidak sedikit komunitas atau klub motor yang menjadikan Sunmori sebagai agenda rutin. Riding-nya pun tidak asal, karena mereka telah menentukan di mana start atau check point lebih dulu, misalkan dari titik A ke titik B.
“Sunmori kalau kita lihat itu kan seringnya tidak sendirian. Ramai-ramai, dan kalau ramai gitu emosi suka naik. Jadilah kalau ada yang ngebut, yang lainnya jadi ikut ngebut. Saya bilang ini yang tidak boleh. Ngebut boleh, kebut-kebutan yang tidak boleh,” katanya di sela-sela pembekalan safety riding Suzuki di Sentul Karting, Kamis (20/7/2017).
Dyan yang concern soal keselamatan berkendara mengimbau orang ataupun komunitas yang melakukan Sunmori tapi justru kebut-kebutan di jalan, kembali menganalisa arti kata Sunmori. “Sunmori kan Sunday Morning Ride, bukan Sunday Morning Race apalagi di jalan umum,” imbuhnya.
Untuk itu, Dyan lebih suka melihat komunitas turun ke sirkuit. “Saya imbau mereka untuk turunnya di track day. Masa kalah, maaf ya, sama anak Vespa kaleng, motor teng-teng-teng gitu tapi rajin latihan di Sentul kecil dan mereka patungan. Ini masa motornya mahal tapi di jalanan,” jelasnya.
Soal motor ber-cc besar yang hanya keluar akhir pekan dan kemudian ngebut di jalanan, Dyan berkomentar bahwa punya saja belum cukup, tapi terpenting bisa mengendalikan. Cara supaya mahir mengendarai motor besar terutama tipe sport yakni dengan latihan di sirkuit.
“Paling pas ya di sirkuit, kamu bisa gas pol, gak ada halangan. Kamu juga tahu kalau mau latihan di sirkuit mesti aman, jadi kamu pakai wearpack dan lainnya supaya aman. Di jalanan, termasuk Monasco (balapan di Monas) tetap ada trotoar, gak bisa diprediksi,” pungkas Dyan.(Agl/NM)