NaikMotor – Ekslusif diler Royal Enfield, PT Distributor Motor Indonesia (DMI), memberikan promo menarik di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017. Diskon yang diberikan tidak tanggung-tanggung, mulai terbesar Rp 15 juta hingga paling kecil voucher apparel senilai Rp 1 juta.
Diskon Royal Enfield di IIMS 2017 paling besar Rp 15 juta berlaku untuk model Continental GT. Motor bergaya cafer racer klasik itu mempunyai harga asli Rp 172 juta. Model terlaris Royal Enfield, Bullet 500 juga kena diskon sampai Rp 7,5 juta, dari harga normal sebesar Rp 81,3 juta.
“Selain itu kami juga memberikan penawaran voucher aksesori sebesar Rp 1 juta selama gelaran IIMS berlangsung. Konsumen bisa pilih beragam aksesori resmi Royal Enfield mulai sepatu, jaket, sarung tangan dan lainnya,” kata Ade Sulistioputro, Managing Director DMI.
Sedangkan untuk Classic 350 Redditch yang baru meluncur, Ade mengatakan belum ada promo khusus. Saat ini pihaknya masih menawarkan motor dengan harga Rp 72,9 Juta, harga yang sama dengan seri Classic 350 yang dijual sejak tahun lalu.
Royal Enfield menawarkan beragam skema pembiayaan bagi yang berminat memiliki Classic 350 Redditch. Konsumen hanya perlu tanda jadi Rp 15 juta. Pilihan tenor paling tinggi 10 bulan dengan cicilan Rp 6,5 juta per bulan. Tenor 20 sebesar Rp 3,6 juta per bulan, dan tenor paling ringan 29 bulan dengan cicilan Rp2,7 juta per bulan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada 3 varian warna Royal Enfield Classic 350 Redditch yakni Redditch Red, Redditch Green dan Redditch Blue. Seri terbaru ini terinspirasi oleh desain klasik dari sepeda motor Royal Enfield di era 1950-an yang diproduksi di tanah kelahirannya, Redditch, Inggris.
Dalam peluncurannya terungkap kalau Royal Enfield Classic 350 Redditch ternyata memiliki ciri khusus yakni monogram atau logo pada fender. Monogram yang digunakan pertama kali pada prototipe Royal Enfield pada 1939.
Prototipe bermesin 2 langkah 125 cc itu dikenal dengan nama Royal Baby. Pada versi militer dikenal sebagai Flying Flea, karena sering diterjunkan oleh pasukan untuk menyusup ke wilayah musuh saat Perang Dunia 2.(Agl/NM)
