NaikMotor – Sepanjang tahun 2016 PT Astra Otoparts Tbk membukukan pendapatan hampir Rp13 Triliun, seperti yang disampaikan dalam Rapat Umum Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (”Rapat” atau ”RUPST”) perusahaan produk OEM dan REM Astra itu, Rabu 12 April 2017.
Dalam RUPST itu telah diangkat pula anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, untuk masa jabatan hingga dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tahun 2019 dengan susunan sebagai berikut:
Presiden Direktur : Hamdhani Dzulkarnaen Salim
Direktur Independen : Djangkep Budhi Santoso
Direktur : Hugeng Gozali
Direktur : Aurelius Kartika Hadi Tan
Direktur : Lay Agus
Direktur : Kusharijono
Direktur : Yusak Kristian Solaeman
Direktur : Agus Baskoro
Presiden Komisaris : Djony Bunarto Tjondro
Wakil Presiden Komisaris : Johannes Loman
Komisaris Independen : Agus Tjahajana Wirakusumah
Komisaris Independen : Bambang Trisulo
Komisaris Independen : Angky Utarya Tisnadisastra
Komisaris : Sudirman Maman Rusdi
Komisaris : Gunawan Geniusahardja
Komisaris : Chiew Sin Cheok
Pada laporan keuangan konsolidasian tercatat Pendapatan Bersih (Net Revenue) sebesar Rp 12,8 triliun, meningkat 9,2% dibandingkan pendapatan bersih pada tahun 2015 sebesar Rp 11,7 triliun.
Peningkatan sehingga tahun 2016 PT Astra Otoparts Tbk membukukan pendapatan hampir Rp13 Triliun itu berkat peningkatan pada segmen pasar OEM yang dilayani oleh usaha manufaktur, sebesar 7,6%, maupun peningkatan pada penjualan suku cadang pengganti (REM) oleh segmen usaha perdagangan, sebesar 11,2%. Salah satu bagian dari segmen usaha perdagangan, yaitu perdagangan internasional (ekspor), juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% pada tahun 2016.
Peningkatan pendapatan bersih pada segmen usaha manufaktur banyak terbantu oleh peningkatan permintaan kendaraan bermotor roda empat dan suksesnya peluncuran beberapa model baru, di tengah melemahnya permintaan kendaraan bermotor roda dua. Sementara itu, peningkatan penjualan untuk segmen pasar REM didukung oleh penambahan jangkauan distribusi nasional yang luas dan terus berkembang secara berkesinambungan dengan pembukaan satu kantor penjualan baru dan penambahan dua dealer utama sepanjang tahun 2016. Perseroan juga menikmati tambahan pendapatan dari jaringan distribusi ritel modern “Shop&Drive” yang semakin dikenal oleh masyarakat.
Pada 2016 PT Astra Otiparts Tbk membukukan Laba Bruto (Gross Profit) sebesar Rp 1,9 triliun atau meningkat sebesar 7,1% dibandingkan laba bruto pada tahun 2015 sebesar Rp 1,7 triliun. Peningkatan ini sebagai hasil dari upaya dan strategi manajemen Perseroan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi di semua lini produksi/operasional Perseroan, sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, baik dari segmen manufaktur dan perdagangan.
Beban Usaha (Operating Expenses) tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 1,4 triliun atau naik sebesar 3,7% dibandingkan beban usaha tahun 2015 sebesar Rp 1,3 triliun. Penjabaran kenaikan beban usaha Perseroan menunjukkan bahwa beban penjualan meningkat sebesar 4,1% menjadi Rp 665,8 miliar dari Rp 639,7 miliar di tahun 2015, terutama karena meningkatnya biaya karyawan sejalan dengan kenaikan upah minimum sesuai ketentuan pemerintah, kenaikan biaya sewa gerai terutama dari segmen retail Shop&Drive, dan kenaikan biaya pengiriman seiring dengan kenaikan volume penjualan.
Kenaikan beban penjualan di tahun 2016 dapat diimbangi oleh efisiensi biaya iklan dan promosi. Di samping itu, beban umum dan administrasi juga meningkat sebesar 3,5% menjadi Rp 739,7 miliar dari Rp 714,9 miliar di tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya komponen gaji dan kesejahteraan karyawan di bagian administrasi namun dapat diimbangi dengan program kontrol dan efisiensi biaya di setiap lini biaya di seluruh unit operasional Perseroan.
Bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama memberi kontribusi sebesar Rp 229,8 miliar bagi Perseroan di tahun 2016, atau meningkat signifikan sebesar 629,5% dari Rp 31,5 miliar pada tahun 2015. Peningkatan kontribusi yang sangat signifikan ini sejalan dengan meningkatnya permintaan di industri otomotif terutama kendaraan bermotor jenis roda empat, lebih stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan Yen Jepang, serta rata-rata harga komoditas yang rendah di sepanjang tahun 2016.
Akibat dari berbagai kondisi yang telah diuraikan di atas, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2016 meningkat sebesar Rp 99,6 miliar atau sebesar 31,3% menjadi Rp 418,2 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 318,6 miliar. (Rls/NM)