Losail (naikmotor) – Ketika Marc Marquez gagal keluar dari tikungan pertama MotoGP Qatar akhir pekan lalu (29/3) dengan mulus, pembalap asal Spanyol itu harus mengejar ketertinggalan dari 24 pembalap di depannya. Namun tidak selamanya mengejar ketertinggalan posisi itu mudah, meski pun sang pembalap punya motor yang sangat kencang dan kompetitif.
Hal inilah yang dialami langsung oleh Marquez ketika ingin memperbaiki kembali posisinya saat balapan berlangsung. Ia pun tampil agresif dengan performa yang terlihat jomplang dengan pembalap di barisan belakang. Meski demikian, Ia tak bisa memaksa motornya untuk maksimal setiap lap. Lantaran hal itu akan membuat komponen ban jadi over heat alias kepanasan.
“Masalah sebenarnya adalah temperatur ban yang harus diperhatikan. Terlebih jika Anda mengejar ketertinggalan. Jika terus-menerus memaksimalkan performa motor setiap lap, maka ban akan panas sehingga membuat kompon jadi cepat rusak dan tak bisa digunakan sampai akhir balapan,” beber Marquez.
Jadi trik utama yang dilakukan sang juara dunia MotoGP sebanyak dua kali itu, adalah tidak memaksakan performa pada beberapa lap hingga ban punya ruang untuk mendinginkan kondisinya. Kalau temperaturnya sudah normal, bisa kembali mengejar ketertinggalan. “Tapi itu takkan mudah, karena jumlah lap juga sangat terbatas,” kilahnya.
Marquez kemudian menegaskan bahwa Ia sudah tak peduli siapa yang mencetak lap tercepat. Lantaran ia bertarung dengan cara yang berbeda. Bukannya bertarung atau duel dengan pembalap terdepan. Seperti yang dilakukan oleh Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi. (Spy/NM) Foto: HRC