NaikMotor – Kalau disebutkan sebagai Nippon Gakki YA-1 pastinya jarang yang mengenalnya. Tetapi bila ada kisah motor klasik Yamaha YA-1, berjuluk The Red Dragonfly, maka sejarah mencatatnya sebagai motor pertama Yamaha.
Yamaha pun dikenal sebagai pabrikan alat musik, karena pada awal berdirinya 1887, Torakusu Yamaha mendirikan Nippon Gakki Company, Ltd sebagai perusahaan pembuat piano dan organ. Tetapi setelah Perang Dunia II, perusahaan telah mulai merambah pasar sepeda motor, dan perusahaan telah memiliki nama sebagai Yamaha Corporation.
Pada 1953, Jepang yang baru bangkit setelah kekalahan dalam Perang Dunia Kedua membutuhkan alat transportasi yang praktis. Itu yang memicu Genichi Kawakami, yang kemudian menjadi Presiden Yamaha Motor pertama bertekad, “Saya ingin membuat sepeda motor. Jika Anda membuatnya, maka jadikanlah yang terbaik”.
Tekad Kawakami itu kemudian menjadi motto perusahaan dalam menciptakan sepeda motor. Kawakami pun serius, bahkan untuk membuat sepeda motor, dia melakukan riset dan kerap mengunjungi Amerika untuk mempelajari peluang di bisnis ini. Riset untuk membangun sepeda motor ia lakukan juga hingga terbang ke Jerman yang menjadi kiblat bagi pabrikan kendaraan roda dua usai Perang Dunia kedua.
Hasil pengembangan dan studi yang dilakukannya lalu dituangkan pada pembangunan prototype pertama sepuluh bulan kemudian. Tepatnya bulan Agustus 1954 prototipe motor berhasil dibuat sebagai Yamaha YA-1, bermesin dua langkah 125 cc silinder tunggal.
Untuk mengujinya ketangguhannya, Yamaha menjalankannya sejauh 10.000 km yang belum pernah dilakukan pabrikan manapun saat itu. Bahkan, menguji melalui balapan tanjakan seperti Mt Fuji Ascent Race yang menjadikannya sebagai juara ketiga, dan juara pertama pada Asama Highlands Race.
Akhirnya kisah motor klasik Yamaha YA-1 alias “Red Dragonfly” mulai diproduksi sejak tanggal 1 Juli 1955. Dan perusahaan yang kini bernama Yamaha Motor Co, Ltd telah memperkerjakan karyawan sebanyak 274 orang, dan sanggup memproduksi 200 unit sepeda motor per bulan.
Jika diperhatikan sosoknya, Yamaha YA-1 memiliki kemiripan dengan produk Jerman DKW RT125 yang memang ditiru Yamaha. Bukan hanya Yamaha saja yang melakukannya, BSA dari Inggris membuat copy-an itu sebagai BSA Bantam, demikian dengan Harley-Davidson yang turut memproduksinya sebagai Hummer. Tetapi peniruan di masa itu masih sah-sah saja, belum dikenal hak paten terutama produk sepeda motor.
Yamaha YA-1 sempat direinkarnasi dalam sentuhan modern pada 2011 dan dihadrikan saat Tokyo Motor Show, dengan nama konsep sebagai Yamaha Y125 Moegi. Desainnya memang meniru YA-1, dengan mesin silinder tunggal 125 cc tetapi 4 langkah SOHC, yang mampu membuatnya meraih kecepatan puncak 80 km/jam. Beratnya 80 kg, lebih ringan 15 kg daripada nenek moyangnya, Yamaha YA-1. (Afid/nm)