NaikMotor – Cara kerja Desmodromic Variable Timing (DVT) dibeberkan saat Ducati Coaching Clinic di Flagship Store Ducati yang berlokasi di Kemang Utara, Minggu (11/12/2016).
Tak tanggung-tanggung Ducati Indonesia memboyong Attilio Guidetti, Service Manager Ducati Asia Pacific untuk menjelaskannya kepada pesertanya. Saat itu, peserta pemaparan teknis tersebut adalah komunitas Ducati, yakni Ducati Superbike Owner (DS0) Indonesia dan Ducati Desmo Owner’s Club Indonesia (DDOCI).
“DVT memang bukanlah hal baru, karena telah ditampilkan saat EICMA 2014 lalu. Tetapi DVT perlu dijelaskan lagi, sebab model-model 2017 kelak akan banyak yang menerapkannya. DVT Testastretta 11° yang awalnya diterapkan pada Multistrada itu menjadi mesin sepeda motor pertama di dunia dengan katup variabel baik pada intake maupun exhaust.” papar Attilio, tanpa menjelaskan lebih lanjut model apa saja yang akan mendapatkan DVT itu.
Pada mesin Multistrada berkapasitas 1.198cc, sistem telah diklaim membuat adventurer itu lebih bertenaga, torsi optimal di putaran rendah, lebih halus keluaran tenaganya dan konsumsi bahan bakar yang lebih irit.
Pada saat putaran tinggi, maka emisi haruslah segera dibuang dengan terbukanya katup exhaust. Tetapi sesuai periodenya, dalam peralihan proses buang dan hisap, katup exhaust sudah tetutup, yang membuat semua emisi tak terbuang seluruhnya.
Sisa emisi terperangkap dalam ruang bakar, menciptakan ruang ‘lembam’. Sehingga saat langkah hisap berikutnya, campuran bahan bakar dan udara sedikit tersendat dan tidak optimal sesuai kebutuhan untuk putaran tinggi. Akibatnya, tenaga dan torsi yang dihasilkan tidak optimal.
Dengan DVT, camshaft untuk membuka tutup katup diatur sedemikian rupa agar bisa menciptakan kondisi overlapping. Katup exhaust masih membuka sedikit, maksimal 11° (seperti pada namanya), pada saat katup intake sudah terbuka sedikit pula. Dengan tujuan agar sisa emisi masih bisa terbuang, dan membuat ruang pembakaran seperti mengalami kevakuman.
Kondisi yang membuat campuran udara dan bahan bakar bisa mendesak masuk ke ruang bakar lebih banyak. Hasilnya pada langkah kompresi campuran udara dan bahan bakar lebih mampat, dan saat langkah tenaga pun lebih kuat. Hasil yang dirasakan pengendara adalah torsi bisa dikail sejak putaran rendah, dan seterusnya.
Pada DVT timing bukaan katup ditentukan oleh putaran camshaft, dengan cam sprocket yang memiliki ruang mekanisme internal untuk maju atau lebih lambat memutar camshaft. Mekanisme internal itu diatur melalui tekanan oli yang diumpan motor servo di cylinder head mesin.
Pada mesin Testastretta DVT 11° terdapat 4 motor servo, masing-masing 2 motor melayani 1 silinder, per motor mengatur tekanan oli pada cam sprocket intake lainnya pada exhaust. Sistem bekerja dengan mengandalkan sensor pada cam cover, agar timing bisa maju atau mundur. (Afid/nm)