Tidak perlu Parkir Timur Senayan, JI Expo kemayoran atau lapangan luas lainnya, #SekepalAspal14 hanya cukup di sebuah bar, Beer Garden Menteng, Jl. Wahid Hasyim, untuk bisa mengumpulkan para penggemar custom culture di Jakarta dan sekitarnya, Minggu (24/8) lalu. Ya, lewat #SekepalAspal14, Lawless Jakarta dan Saint & Sinners Motorclothes merangkul para penikmat custom baik melalui fisik motor beraneka macam desain karya builder lokal, maupun melalui artwork lainnya.
Para penunggang Harley baru, Triumph lawas, AJS hingga CB dan bebek C-70 tumpah ruah di jalanan depan Beer Garden Menteng menyaksikan acara tahunan ini. Secara lokasi sih, masih well di Kopitiam SCBD tahun lalu, namun komite nampaknya punya maksud lain dengan tidak menguranggi bobot acara yang lebih banyak menghadirkan para exhibitor. Sebut saja Uton Galgari – White Collar Bike – Kickass Choppers – Pickers Store – Flying Piston Garage – Six Volt Kustom – Sweng Skoy – Seger Waras dan Brodonolo Garage. Sementara exhibiting Artwork dihadirkan dari “Acan” Rafsan Yuono – Irvine – Lambang – MasBayas – Boyan – Thrive MC – Ones – Wev2K – Nara Pratama – Rio Bronx – Kallos Hand Lettering – Unionwell.
Apa yang menarik dari gelaran ini? Ajang kumpul tentu saja. Dan yang terpenting, bisa melunturkan kesenjangan kalau custom itu tidak hanya identik melulu dengan moge atau motor besar dengan barang mewah dan mahal, namun C-70, CB 100 pun adalah karya custom yang patut diapresiasi. Artinya, motor hanyalah media, cipta karya yang inovatif, detail dan finishing yang aduhai serta orisinalitasnya justru yang menjadi komoditas utamanya . Ujung-ujungnya, selain mendapat apresiasi tentu saja berkaitan dengan perdagangan. Karya bagus, kualitas berkelas, disukai orang akan mendatangkan order. Kesampingkan harga! Itu relative.
Hal lain adalah, terkuaknya penggiat seni atau artwork yang bisa dituangkan ke dalam media lain, seperti gambar dan lukisan termasuk di dalamnya seni pinstriping, lettering serta merchandising lainnya. Seperti yang kami bilang, di dalam custom, tidak lagi ada istilah IPAH, Ikatan Penggemar Aksesori Harley, namun mereka membawa jatidiri yang mencerminkan penggemar custom sejati, seperti halnya kalangan penunggang café racer dengan sebutan Rockers.
“Gue datang ke sini buat nambah referensi buat beresin café racer berbasis Yamaha Scorpio gue yang butuh finishing, mau dikasih pinstrip atau airbrush. Terus terang gue sekarang rajin buka internet dan acara-acara custom kayak gini buat nyari ide-ide lain. Salut!,” ujar Raymon dari Tebet yang membawa Scorpio full custom-nya.
Artinya apa? Menghapus kesenjangan di sini tidak hanya terletak pada perbedaan kapasitas mesin motor semata, namun juga turut mengikis persepsi kalau custom itu eksklusif milik yang punya duit semata. Sekali lagi tidak. Custom disini menunjukan karya, cerminan jati diri,ekspresi, respect dan menginspirasi orang. Masih banyak sih, ya ujungnya seperti telah dibilang bisa mematangkan perdagangan lebih lancar.
“Ya kita memang tidak ada undangan khusus buat yang mau datang, monggo mampir saja. Kita ingin bikin orang melek soal custom, baik secara visual motor maupun artwork yang selama ini jarang terekspos. Kami tidak menyangka animonya besar seperti ini. Thank you buat para sponsor dan yang sudah datang,” ujar Rizky Mandra dari Saint & Sinners Motorclothes, salah satu penggagas acara.