NaikMotor – Perkembangan big bike model adventure makin marak. Katoz Bandung berinisiatif menggagas event Indonesia Moto Adventure Safari 2016 (IMAS) di Garut Jawa Barat, akhir pekan lalu, 29 September sampai 2 Oktober 2016.
IMAS 2016 merupakan ajang gathering, coaching clinic dan adventure para pemilik big bike adventure di Garut. Event ini antara lain menghadirkan Adam Riemman, petualang asal Australia yang terkenal dengan Motonomad, berupa perjalanan sejauh 7.000 km melintasi tujuh negara dengan KTM EXC500.
Sahabat NaikMotor, Wijaya Kusuma Subroto dari Inabiketour sekaligus pemilik ORD Training Center yang hadir mengendarai Honda VFR 120X Crosstourer, membagi kisahnya untuk kami.
Peserta berdatangan pada tanggal 29 September malam, dimulai dengan registrasi peserta. Tercatat ada 67 peserta IMAS yang terdaftar, ada peserta dari Malang, Aceh , Kalimantan, Medan, Bali, dan yang mengejutkan peserta dari luar negeri juga banyak yang berdatangan. Selain Adam Riemman sendiri ada pula Keith Brian Evan dari Inggris, Darren John Stone, Australia. Boleh dibilang ini event Internasional yang diikuti oleh hampir semua penggemar big bike adventure.
Event ini sangat bagus dari segi penyelenggaraannya, mulai dari tempat parkir peserta yang disiapkan slotnya masing masing dengan nomor peserta yang dipajang di belakang tempat parkir sehingga memudahkan peserta mendapatkan tempat parkirnya. Sesampainya di lobby Kampung Sampireun, panitia penyambut sudah menyediakan ransel yang berisikan event kit, mulai dari name tag, stiker nama di helm, dan nomor stiker motor. Selanjutnya Jersey di berikan dengan menggunakan warna yang berbeda setiap harinya.
Hari pertama dimulai dengan coaching clinic yang dibimbing langsung oleh Adam Riemann. Dalam coaching ini Adam mengajarkan bagaimana caranya menyeberangi air berlumpur, menaiki tanjakan dan turunan. Kemudian diajari pula bagaimana caranya kita mendirikan motor yang rebah.
Banyak peserta yang jatuh, tetapi semua di berikan arahan oleh Adam mengenai bagaimana caranya jatuh dengan dampak yang minimum. Peserta secara bergiliran mencoba trek yang disediakan panitia. Hujan yang turun tidak mematahkan semangat peserta untuk ikut serta. MC yang luar biasa komunikatif dan memompa semangat peserta membuat peserta menjadi pantang menyerah.
Sore harinya peserta kembali ke hotel mempersiapkan diri untuk hari berikutnya. Malam hari peserta disuguhi makanan yang luar biasa, makanan khas Sunda…pete lalaban ikan asin tahu tempe…wuih nyami sekali.
Sambil menikmati makan malam, peserta dibriefing untuk agenda pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2016. Petualangan dimulai, kami mendaki Gunung Papandayan di ketinggian 2670 MDPL, dengan peserta dibagi menjadi 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang dengan pengawalan road captain dan sweeper.
Trek yang dilalu peserta bervariatif mulai dari jalanan aspal lepasan, batu dan terakhir jalanan tanah dan tidak terlalu sulit dan cenderung mudah dilalui. “Kami melalui jalanan kampung yang menyuguhkan pemandangan yang indah,” cerita Jaya.
Finis kali ini di rest area Gunung Papandayan dengan disuguhi makan siang. Sambil makan siang sebagian peserta naik ke atas pos 7 dengan diiringi hujan. Dipandu Adam Riemann dan Kadex Ramayadi para peserta naik ke atas walaupun dilalalui dengan jatuh bangun bahkan beberapa para peserta pemula harus berulang kali agar bisa naik. “ ini pengalaman yang luar biasa dan saya banyak belajar dari Kadex dan Adam mengenai technical skill mengendara motor di jalur offroad” tukas Toke Sukerta peserta dari dari Bali.
Sekembalinya dari Gunung Papandayan, kami menuju base camp kembali. Malamnya acara cukup padat, mulai dari perkenalan adat istiadat Sunda yang disajikan dalam bentuk tarian, kemudian talk show dan diskusi interaktif dengan Rieman dan Youk Tanzil.
Diskusi tentang dunia adventure tentunya, diskusi hangat seperti bagaimana mempersiapkan sebuah perjalanan yang baik untuk perjalanan, self recovery, mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan masih banyak lagi.
Tak lupa Akbar Chaniago selaku ketua panitia membagikan hadiah berupa door prise yang begitu banyaknya. Terakhir ketua panitia IMAS 2016 “Akbar Chaniago” memberikan bantuan kepada korban bencana alam longsor yang diserahkan langsung kepada korban bencana alam dan dilakukan secara simbolik. Sebuah acara berkelas dan memuaskan para peserta. Acara terakhir ditutup dengan acara nonton bareng.
Hari Minggu adalah hari terakhir. Beberapa peserta dari Jawa Tengah dan Bandung tidak ikut serta, mungkin kali ini yang tertinggal sekitar 40 orangan saja, beberapa kelompok dipadatkan. “Saya sendiri mencoba berada di belakang Adam Riemman dan Rudy Poa agar bisa mempelajari technical skill-nya. Perjalanan kali ini ke Talaga Bodas dengan ketinggian 2100 MDPL, walaupun tidak di ketinggian tetapi kali ini kami melalui jalur hardcore, mulai jalan batu, tanah bahkan jembatan bambu yang sangat sempit,” sebut Jaya.
Untuk mencapainya peserta perlu menuruni bukit dan menanjak hingga banyak peserta terjatuh. Sesampainya di Talaga bodas, kembali peserta disuguhi dengan hidangan dari tim IMAS. Turunnya hujan di Talaga Bodas tidak mengurangi kemeriahan acara apalagi Adam Riemman mengadakan atraksi wheelie ditempat ini.
Setelah makan siang, peserta secara berkelompok kembali ke ke Base Camp di Kampung Sampireun, dan diberikan medali penghargaan dari Panitia. Semua peserta menyatakan puas dengan acara ini, dan sangat terorganisir. Bahkan ambulance selalu mengikuti semua peserta. Walau banyak yang jatuh di trek tapi tidak satupun yang mengalami cedera, ini berkat coaching clinic yang diberikan oleh Adam Riemman dan Kadex Ramayadi. Salut buat panitia. (Arif/nm)
Sangat mengesankan,beda dgn event lainny n saya tunggu IMAS IV