NaikMotor -Penyelenggara MotoGP terus meningkatkan tingkat safety pembalap seiring dengan kecanggihan teknologi motornya. Bahkan, ECU modern yang seragam pun ikut diberlakukan, di mana menurut Casey Stoner ikut menurunkan kecerdasan pembalap.
Peranti elektronik seperti sensor kontrol traksi roda hingga karakter motor, memang menjadi bagian yang dibahas untuk mengangkat sisi safety pembalap pada saat balapan. Sehingga mereka bisa lebih aman dari terjatuh dengan cara high side atau low side yang potensinya bisa membuat pembalap cedera berat.
Hal inilah kemudian membuat Casey Stoner mengambil sikap untuk keluar dari balap yang membesarkan namanya itu. Mengingat kontrol traksi sudah mengambil banyak peran di motor. Menurutnya, pembalap tak lagi menggunakan akal atau kecerdasannya dalam berkendara. Sehingga pembalap sekarang lebih dikatakan yang penting punya nyali saja.
Sementara yang diketahui oleh sang juara dunia MotoGP sebanyak dua kali ini adalah bagaimana seorang menerapkan strategi dan kecerdasannya dalam membalap untuk meraih kemenangan. Bahkan ketika aturan ECU seragam diberlakukan, tetap saja sistem yang terlalu modern itu dianggapnya banyak mencuri atau memangkas penggunaan kecerdasan para pembalap.
“Penggunaan sistem elektronik yang terlalu canggih membuat sesi kualifikasi sangat dekat jedanya antara satu pembalap dengan pembalap lainnya. Pembalap barisan belakang pun bisa tampil kompetitif dalam kondisi seperti ini. Karena seorang pembalap hanya butuh 1 lap yang sempurna. Sehingga saat balapan dibutuhkan konsistensi tampil konstan, mereka tak bisa. Makanya gap posisi finis terkadang cukup jauh,” ujar Stoner.
Elektronik, kata Stoner, secara masif memberikan pertolongan pada pembalap yang tidak begitu pandai mengontrol roda belakang. Sehingga mereka bisa tampil lebih baik.
Namun sayang, dalam pernyataan tersebut, Stoner malah tak menyebutkan solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk membuat pembalap tidak manja. Sehingga skill mereka bisa benar-benar terpakai. (Spy/NM)