Bandung (naikmotor) – Enam pemilik motor klasik Ural di Bandung menaklukan rute Ranca Buaya Garut Selatan usai lebaran lalu. Disebut nekat, karena mereka menggunakan motor tua Ural dengan sespan di tengah kemacetan arus lebaran.
Menurut Enggar ‘Eeng’ Santosa, salah satu pemilik Ural M70 lansiran 1980, berkumpulnya para pemilik motor klasik Ural di Bandung terdiri dari dua klub yakni Bikers Brotherhood MC (BBMC) dan Motor Antiqe Club Bandung.
“Tadinya ada empat klub sama HDCI Bandung dan HCB. Ini acara spontan saja, enggak ada persiapan. Kita pengin ujicoba saja pakai motor tua Ural yang semuanya sespan,” jelas salah satu founder dan mantan presiden BBMC.
Ditambahkan Eeng, pemilik motor klasik Ural di Bandung bisa dihitung dengan jari dan populasinya mungkin tidak lebih dari 10.
Akhirnya, Sabtu (9/7/2016), keenam pemilik motor klasik Ural di Bandung sepakat untuk melakukan perjalanan menempuh jarak Bandung – Ranca Buaya. Motor-motor Ural bersespan tersebut terdiri dari dua unit tahun 1960, dua unit produksi tahun 1980 dan dua lagi buatan tahun 1990-an dengan kapasitas mesin 650cc.
Menurutnya, keunikan motor buatan Rusia ini terletak para ketangguhannya yang diibatkan seperti motor trail.”Bandel dan tangguh karena memang buat di trek jalanan semua medan termasuk offroad di gunung. Kaki-kainya well! Selain itu juga spare part lebih murah ketimbang BMW,” sebutnya lagi.
Salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah suara dalam mesin dan gardan terdengar lebih kasar dibanding BMW, namun performanya jauh lebih baik.”Sespannya lebih enteng, bisa dibawa lari 100 km/jam tetap stabil di jalan raya,”sebut Eeng.
Salah satu trik sederhana untuk membuat Ural ngacir di jalanan adalah dengan mengganti knalpot yang ditengarai menjadi penyebab overheat mesin.”Dulu sebelum ketahuan diganti knalpot, motornya enggak bisa diajak jarak jauh. Dan buktinya kemarin semuanya lancar, kecuali soal platina. Ya, namanya juga motor tua, ada saja penyakitnya,” kekeh pria murah senyum ini.
Sayang, karena macet total di jalanan, mereka tidak sempat mengabadikan momen-momen pentingnya saat di Ranca Buaya karena baterai di ponsel mereka habis. (Arif/nm)