Gorontalo (naikmotor) – Petualangan bermotor menggunakan All New Honda Supra GTR 150 di jalur Trans Sulawesi merupakan sebuah pengalaman baru bagi kami. Bukan sekadar menikmati performa motor baru, namun juga mengeksplorasi wisata Manado hingga Gorontalo selama tiga hari (30/5 – 1/6/2016) lalu.
Tiba penerbangan first flight dari Jakarta, kami disambut oleh tim Daya Adicipta Wisesa (DAW) main dealer Honda Manado – Gorontalo. Kami diajak untuk mencicipi penganan khas Manado seperti pisang bakar dan gorengan, namun harus dicocol dengan tiga varian sambal. Ahh, ada-ada saja…
Selepas itu, kami diajak melihat area Boulverard yang terkenal menjadi pusat hangout anak-anak muda Manado dengan view laut yang indah. Dan tentu saja, hidangan makan siang sudah menanti kami lagi.
Makan siang usai, tim DAW mengajak kami ke Danau Linow, sebuah kawasan wisata yang berada di Kota Tomohon, satu jam perjalanan dari Manado. Danau Linow termasuk danau vulkanik karena berdekatan dengan Gunung Lokon yang masih aktif. Di sekitar danau juga terlihat kepulan asap dan juga tercium aroma belerang.
Keunikannya danau ini bisa berubah warna, mulai biru, hijau hingga kuning terutama saat terik matahari. Menikmati kopi dan pisang goreng di tepi danau tentu sebuah kenikmatan tersendiri dan juga pengunjung lainnya, malah semangkuk Bubur Manado pun akhir kudes kami santap.
Menjelang petang, kami kembali ke Manado dan lagi-lagi, jamuan makan malam sudah tersedia bersama para riders yang akan ikut di petualangan grand touring dari Manado ke Makassar. Ohh, makan terus. Kami pun pulang ke hotel dengan perut kenyang.
Kami beruntung mendapat jatah setengah perjalanan pada pagi harinya. Oiya, sebelumnya para riders yang akan riding mendapat pengecekan dari dokter. Alhamdulillah kondisinya sehat dan layak untuk berkendara dengan tekanan darah 120/80. “Normal, konsumsi air putih yang banyak hindari minuman manis dan kopi,” ujar dokter kepada kami.
10 petualang pembesut All New Honda Supra GTR 150 mengawali start dari Jembatan Soekarno, salah satu landmark Kota Manado, Selasa (31/5/2016). Dilepas tarian Kabasaran khas Minahasa yang melambangkan kesiapan berperang, 10 rider juga dibekali pesan oleh perwakilan kepolisian untuk tetap menjaga ketertiban dan keselamatan selama berkendara di jalanan. Ke-10 rider itu yakni Rachman, Agung Dadang Saputra, Asdar, Taufan Kurniawan (HSO Makassar), Trisno S.Mangil, Zulfikar, Reagan Hubert (Anugerah Perdana), David Max Mijojoh, Jemmy Maki, Haezer Natanael Rungkat (DAW).
Kami bersama tiga media Nasional lainnya yang diundang AHM, secara bergantian mengikuti tahapan rute yang akan melahap jalanan sejauh 450 km lebih menuju Gorontalo. Lepas dari Jembatan Soekarno, rombongan menuju kawasan wisata religi Bukit Kasih dengan rute jalanan cukup menantang, tanjakan dan turunan sempit.
Selepas Bukit Kasih, barulah semuanya mencicipi jalur Trans Sulawesi dengan pemandangan yang berbeda, mulai hutan perbukitan, sawah, perkebunan kelapa serta eloknya pantai termasuk variasi jalanannya, menanjak, menurun dan berkelok.
Tempat istirahat kami di daerah Pantai Sapa Minahasa. Usai menyantap sajian ikan bakar dan kelapa muda, giliran kami sekarang bergantian menaiki motor Supra GTR 150. Tidak perlu lama beradaptasi, karena sebelumnya di Cisarua,saat peluncuran motor ini kami sudah menjajalnya.
Jalur Trans Sulawesi memang tepat menjadi ajang ujicoba performa Suprra GTR 150 karena kita bisa mengetahui kemampuannya dengan maksimal soal kinerja mesin, suspensi hingga handlingnya. Sayang, hujan yang beberapa kali mengiringi perjalanan kami, urung mendapatkan top speed maksimal.
Seorang rekan jurnalis sebelunmnya, mampu menuai kecepatan hingga 134 km/jam. Sekitar 180 km kami melahap jalanan Trans Sulawesi dari Pantai Sapa hinga berhenti menjelang Kota Molonggata.
Tenaga Supra GTR 150 terus terisi di setiap putaran dan mulai menyalak saat menyentuh angka 6.000 rpm. Di jalur Trans Sulawesi ini kami cukup memainkan gigi transmisi 4,5 dan 6. Gigi empat digunakan saat menuruni jalanan menurun dan menikung tajam, selebihnya banyak menggunakan gigi lima yang memiliki tarikan panjang.
Posisi kami ditempatkan di urutan kedelapan dari 10 rider dengan kecepatan rata-rata yang kami kembangkan di kisaran 110 km/jam. Saat ingin mencoba meraih top speed, lagi-lagi dihadapkan pada jalanan berkelok.Justru setelah kami tidak riding, banyak disuguhi jalanan lurus. Kami hanya bisa mencetak top speed di kisaran 120 km/jam.
Suspensi Honda Supra GTR 150 juga patut diandalkan karena mampu meredam guncangan saat melindas jalanan bergelombang. Kami juga tanpa ragu saat bermanuver menikung karena bannya memiliki tapak lebar. Supra GTR 150 memang pantas untuk diajak jalan jauh, konstruksi joknya cukup nyaman menampung bokong sambil memgendalikannya.
Sepanjang jalan yang kami waspadai juga banyaknya sapi dan kambing di tepi jalanan. Rombongan nyaris mengalami insiden saat menghindar akibat kambing yang ‘nyelonong’ ke jalan. Sayang, panitia hanya memperbolehkan kami menjajal di rute yang telah ditentukan tidak sampai finis di Gorontalo. Dan kami pun harus larut dalam kabin Toyota Innova menuju Kota Gorontalo. (Arif/nm)