“Untuk mengakomodasi rancangan mesin demikian, maka pabrikan mengorbankan ruang untuk busi yang menjadi lebih kecil. Sehingga bentuk busi saat ini semakin ramping,” imbuh Diko, “Terbukti permintaan pabrikan untuk busi OEM dengan kode L dominan. L kode untuk busi dengan panjang drat 26,5mm, sebelumnya cukup dengan drat 19mm saja.”
Diko kemudian membeberkan mengapa busi kendaraan moderen butuh berbahan Iridium, “Pada busi NGK Iridium, ada elektroda double precious metal, atau kedua elektrodanya sudah Iridium. Penggunaan elektroda dengan precious metal itu membuat api cepat membesar, sehingga ledakan kompresi mesin juga lebih besar, hasilnya dorongan piston semakin kuat, atau torsi besar.”
Meski demikian, busi Iridium mahal, bisa 4 sampai 5 kali harga busi Nikel. Tetapi Diko menjelaskan, “Tenang NGK memberikan jalan tengah, untuk konsumen yang ingin beralih dari busi Nikel ke Iridium bisa mencoba dulu busi NGK G-Power berbahan Platinum. Harganya masih terjangkau, tetapi performanya di atas Nikel dan hanya 1 tingkat di bawah Iridium,” pungkas Diko. (Afid/nm)