Disebut Penyebab Crash-nya Martin di Tes MotoGP Sepang 2025, Michelin Beri Penjelasan

0

Penjelasan Michelin Soal Martin

“Dalam satu jam terakhir, kami dapat menganalisis semua data. Ada banyak data sehingga butuh waktu untuk hal-hal ini. Pada awalnya, Bos Aprilia Massimo Rivola mengatakan suhu ban baik-baik saja, tetapi ini adalah suhu [permukaan] ban, yang sangat bervariasi, tergantung pada selip, putaran motor,” imbuhnya.

“Suhu belakang, [nilai] yang kami gunakan untuk memahami apakah ban berfungsi atau tidak, adalah suhu lapisan dalam; misalnya data yang berasal dari sensor McLaren.”

Suhu yang digunakan tim Aprilia untuk menentukan suhu ban disebut sebagai ‘suhu rongga’, yaitu suhu udara di dalam ban. Taramasso menjelaskan bahwa ‘suhu rongga’ tidak sama dengan suhu lapisan dalam.

Ia juga menjelaskan bahwa wajar jika ada perbedaan antara suhu yang berbeda yang diambil dari satu ban.

“Kesimpulannya jelas: Martin, ketika ia meninggalkan boks untuk putaran terakhir sebelum kecelakaan, suhu bannya 15 derajat (Fahrenheit) lebih rendah,” Taramasso menegaskan.

“Jadi, 15 derajat cukup banyak. Selain itu, pada saat ia kecelakaan, kami membandingkan suhu bannya dengan suhu ban belakang Marco Bezzecchi – karena motornya sama, waktunya sama dengan ban belakang sedang, dan suhunya 15 derajat lebih rendah.”

“Jadi, ini pasti parameter besar yang dikombinasikan dengan kondisi lintasan yang, ingat, sangat licin, berangin, dingin, suhunya hanya 30 derajat, di sini biasanya 50 derajat, kami diguyur hujan semalaman. Jadi, kondisinya buruk, dan bannya belum siap, itulah sebabnya kecelakaan itu terjadi.” (Afid/nm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here