Jakarta (naikmotor) – Komisi Grand Prix telah resmi melarang penggunaan sayap atau winglet di balap motor Moto3 dalam keputusan yang dikeluarkan (11/5/2016) nelalui rapat Carmelo Ezpeleta (Dorna, Chairman), Ignacio Verneda (FIM CEO), Herve Poncharal (IRTA) dan Takanao Tsubouchi (MSMA).
Seperti ditegaskan sejak Maret kemarin, winglet Moto2 dan Moto3 telah dilarang untuk waktu yang akan diberitahukan kemudian dan resmi mulai musim 2017. Namun, para produsen dengan suara bulat ingin meninggalkan pengembangan sayap tersebut dan meminta tindakan Grand Komisi Grand Prix memodifikasi peraturan tersebut.
Pengembangan peranti aerodinamis semacam ini hanya dilakukan oleh Mahindra dengan pembalapnya Francesco Bagnaia yang dilakukan pengujiannya saat musim dingin. Tentu saja, tujuannya adalah bukan hanya untuk mengurangi gejala wheelie, mengingat daya dari motor 250 cc satu silinder tidak terlalu besar, tapi untuk mengeksploitasi arus melalui sudut tercepat saat keluar tikungan.
Sementara itu, di MotoGP keputusan tentang winglet belum diambil karena belum ada kesepakatan di antara produsen. Honda dan Suzuki mendorong untuk meniadakannya, sementara Ducati dan Aprilia masih menentang. Beberapa pembalap seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi telah menolak penggunaan winglet sebab bisa membuat celaka pembalap lainnya.
Dengan demikian ke Komisi GP selama beberapa bulan mendatang akan memutuskan apakah winglet akan tetap dipakai atau tidak. Teknologi berbahaya memang sebaiknya berada di tangan profesional yang tak akan membiarkan emosinya terlarut dalam mengambil keputusan.(Arif/nm)