Ia juga menambahkan bahwa waktu ideal adalah 3-4 detik untuk memberikan ruang yang cukup untuk bereaksi.
“Idealnya, pengendara harus menjaga jeda sekitar 3-4 detik. Dengan demikian, jarak akan menyesuaikan dengan kecepatan kendaraan,” tambahnya.
Metode penghitungan waktu jeda dapat dilakukan dengan bantuan objek statis di tepi jalan.
Ketika kendaraan di depan melewati objek tersebut, pengendara dapat mulai menghitung detik hingga kendaraan mereka melewati objek yang sama.
Namun, kondisi lalu lintas juga memengaruhi jarak aman yang perlu dijaga. Dalam situasi kecepatan rendah atau kemacetan, jarak yang terlalu jauh mungkin tidak diperlukan.
Pengendara dapat menyesuaikan dengan kondisi jalan tanpa mengabaikan keselamatan.
“Dengan menjaga jarak yang cukup, kita memberikan diri kita ruang yang cukup untuk bereaksi terhadap perubahan mendadak, seperti mengerem. Ingat, keselamatan di jalan harus menjadi prioritas utama. Jangan lupa untuk selalu #Cari_Aman saat berkendara,” tutup Ludhy. (Awang/Contrib/NM)