“Sebagai pengendara motor, harus memiliki sikap dan perilaku proaktif saat berhadapan dengan truk. Jika melihat truk atau kendaraan besar dari depan, jaga jarak aman dan jangan terlalu dekat. Bila berada di belakang truk, pastikan posisi pemotor terlihat oleh pengemudi truk melalui kaca spion. Caranya, pastikan kepala pengemudi truk terlihat dari kaca spion truk tersebut. Jika posisi kepala pengemudi tidak terlihat, sebaiknya pindah ke posisi yang lebih aman,” ujarnya saat dihubungi.
“Ketika mengemudi di belakang truk, hindari posisi satu garis lurus dengan kendaraan tersebut. Jika ada indikasi perlambatan di depan, seperti lubang jalan atau lampu merah, cek kondisi di belakang terlebih dahulu. Segera pindah ke sisi kiri atau kanan untuk keluar dari garis lurus kendaraan. Ini bertujuan agar terhindar dari potensi tabrakan jika truk tidak dapat berhenti tepat waktu,” tambahnya.
Tak hanya saat di belakang, pengemudi motor juga harus memperhatikan posisinya jika ia berada di depan truk.
“Biasakan mengecek kaca spion setiap 5-8 detik. Kebiasaan ini membantu untuk memantau situasi di sekitar, khususnya jika ada kendaraan besar yang melaju di belakang. Hal ini penting untuk mempersiapkan manuver jika diperlukan. Hindari pula berada di satu garis lurus atau garis inersia bersama truk yang ada di belakang,” jelasnya.
Potensi bahaya tak hanya datang dari truk yang berada searah dengan pengendara motor, bisa juga berasal dari lawan arah.